Kebangkitan Islam dan sikapnya terhadap Warisan Kemajuan Materi Eropa

eropaOleh : Muhammad Yusron Mufid

Hari ini, kita hidup di era modernitas yang penuh dengan kemajuan materi seperti teknologi, inovasi, penemuan ilmiah dll. Hampir semua produk capaian materi tersebut adalah hasil dari kejeniusan orang-orang Eropa di era Renassaince meskipun ada yang mengatakan bahwa interaksi dengan peradaban Islam-lah yang membuat Eropa tercerahkan. Namun terlepas dari itu, jika kita amati dengan keadaan di era modern, Bisa dikatakan bangsa Eropa berhasil mencitrakan dirinya sebagai simbol kemajuan kreasi materi. Dan di sisi lain, di abad modern dunia Islam hampir dikatakan tertinggal jauh dalam capaian kemajuan kreasi materi sebagaimana yang telah dicapai oleh kejeniusan Eropa. Sehingga terkesan bahwa Islam adalah pandangan yang justru mengancam kemajuan kreasi materi yang dicapai umat manusia sekarang sehingga mengancam kemanusiaan. Benarkah demikian ? Tidak !, bahkan Islam akan menyelamatkanya.

Kemajuan kreasi materi/teknologi yg telah dicapai oleh kejeniusan Eropa dapat menjadi anugerah berharga bagi umat manusia -jika dimanfaatkan untuk tujuan yang mulia- dan telah mencapai puncaknya yang sulit ditandingi oleh peradaban manusia manapun dimuka bumi. Namun, selain dapat berpotensi menebar manfaat, kemajuan itu juga dapat menjadi bencana bagi kemanusiaan. Disinilah Islam memainkan perannya, karena peradaban Islam memiliki sesuatu yang lain yg tidak dimiliki peradaban Eropa. Apakah itu ?

Islam hadir bukan untuk memberangus kemajuan kreasi materiil yg telah diwariskan oleh orang2 Eropa, Karena Islam sendiri membuka ruang untuk kreativitas materi sejalan dgn tujuan diciptakannya manusia sebagai “Khalifah” dimuka bumi. Islam justru akan menjaganya, mempertahankannya, membimbingnya dan menyelamatkan “kreasi materi” yg telah dicapai oleh kejeniusan eropa agar kemajuan tersbut tidak menjadi boomerang yg malah akan menjatuhkan martabat kemanusiaan.

Ibarat sebuah pisau, pisau adalah sebuah materi, namun manfaat atau bahayanya tergantung oleh siapa pisau tersebut dipegang, ibaratnya jika dipegang oleh orang yg berjiwa sholeh, paling banter pisau tersebut akan digunakan untuk memotong leher ayam dan itupun utk manfaat manusia, berbeda jika dipegang oleh preman yg tentu akan membahayakan nyawa manusia yang lainnya. Begitupun dgn nuklir, kemajuan inovasi dan penemuan-penemuan ilmiah lainnya akan sgt mmbahayakan kemanusian jika disandingkan dengan “Jiwa” yang salah.

Begitulah, Jika kejeniusan Eropa telah menghasilkan kemajuan materii yang luar biasa maka Islam datang untuk merombak JIWA MANUSIA selaku pemain dibalik layar yg akan memanfaatkan kemajuan kreasi materi tersebut agar dapat didayagunakan untuk nilai kemanusiaan yang tertinggi yaitu untuk menunjang fungsi dan tujuan hidup manusia diciptakan oleh Allah di muka bumi (Menghambakan hidupnya untuk sang Pencipta). Bukan justru menjadikan kemanusiaan jatuh terpuruk dan hina, hingga akhirnya kemajuan materi tsb berakhir sia-sia.

Jika kemajuan kemanusiaan hanya diukur oleh kemajuan materi saja, lihatlah kaum-kaum terdahulu kaum Tsamud, kaum Sodom, Bangsa Aad, Negeri Fir’aun, penduduk pompeii. Bukankah mereka peradaban maju tak tertandingi dizamannya ? Lalu, Bagaimanakah kesudahannya ? Bukankah kemajuan kreasi materi mereka berakhir sia-sia ? Itu semua karena kemajuan kreasi materi mereka digunakan untuk hal yang membuat kemanusiaan jatuh. Yaitu durhaka dengan mengadakan tandingan dan menghambakan hidup kepada selain Allah sang Pencipta manusia dan alam semesta.

Jadi, Islam datang untuk menyelamatkan kemajuan kreasi materi orang-orang eropa agar tak berakhir tragis seperti mereka. Sebab Islam bukanlah produk kejeniusan orang timur ataupun barat, melainkan konsep hidup dari Sang Pencipta yaitu Allah yg telah menciptakan manusia dari ketiadaan. Sang pemilik jiwa manusia itu sendiri. Ya, Islam untuk keselamatan manusia.

“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap kaum ´Aad?,
(yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi,
yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain
dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah,
dan kaum Fira´aun yang mempunyai pasak-pasak (tentara yang banyak),
yang berbuat sewenang-wenang dalam negeri,
lalu mereka berbuat banyak kerusakan dalam negeri itu,
karena itu Tuhanmu menimpakan kepada mereka cemeti azab”,

(Q.S AlFajr ayat 6-14)

(Tulisan ini adalah hasil pengembangan dari gagasan pemikir Islam Sayyid Quthb dalam bukunya “petunjuk jalan”)