Manajemen Informasi: Periode Kematian Pertama

Manajemen Informasi: Wisata Abadi Manusia

I. PERIODE KEMATIAN PERTAMA

۞ كَيْفَ تَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ إِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (28) (سورة البقرة

“Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu sebelumnya mati (tidak ada), lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian Dia mematikan kamu, dan kemudian Dia menghidupkan kamu kembali, kemudian kepada-Nya-lah kamu dikembalikan”.
(Q.S. Al-Baqarah (2) : 28)

Periode Kematian Pertama ini terdiri dari tiga fase :

  1. FASE ZERO (NOL)
  2. FASE RAW MATERIAL (BAHAN BAKU)
  3. FASE SPERMA & OVUM

FASE ZERO

Banyak pertanyaan seputar kehidupan yang menggoda pikiran kita. Setiap yang menggunakan akalnya pasti mengalami pengalaman Spiritual, Emotional dan Intellectual. Kalau kita cermati pasti menarik untuk ditelusuri.

Pernahkah Anda mengalami kegelisahan dalam hidup ini? Jika Anda gelisah bukan karena menghadapai kesulitan hidup, itu adalah pertanda Anda sedang mengalami gejolak Spiritual, Emotional dan Intellectual. Apalagi jika Anda seorang yang berpendidikan, pengusaha sukses, politisi kawakan, profesional yang karirnya sedang menanjak atau sedang berada di atas puncaknya, atau artis yang sedang naik daun yang sedang menuai berbagai kesenangan dunia, namun masih tetap gelisah yang tidak jelas jetrungannya. Ingatlah! Anda sedang menghadapi percaturan batin antara tarikan kebenaran dan kebathilan, antara dorongan fitrah insani dengan syahwat hewani. Kegelisahan Anda sesungguhnya bermula dari berbagai pertanyaan tentang fenomena kehidupan manusia yang sangat misterius, termasuk tentang asal usul manusia yang belum terjawab secara pasti dan memuaskan dalam diri Anda.

Sesungguhnya banyak sekali pertanyaan terkait dengan fenomena kehidupan dunia ini yang sering membuat kita tergoda mencari jawabannya. Di antaranya ialah: Dari mana asal usul manusia? Bagaimana proses pengembangbiakannya? Bagaimana pula mekanisme penyebaran manusia di atas muka bumi yang mendiami lima benua ini? Dari kapan manusia mendiami bumi ini? Apakah keberadaan manusia di atas bumi ini akan punah suatu ketika, atau kekal abadi? Sebelum berada dalam rahim ibu mereka, manusia ada di mana? Kenapa manusia mudah tinggal dan hidup di bumi? Siapa yang merancang dan menyiapkan berbagai fasilitas kehidupan manusia yang mayoritasnya diperoleh secara gratis dan otomatis, seperti oksigen, cahaya mata hari, udara, bumi, energi laut dan sebagainya? Di tengah melimpahnya fasilitas hidup manusia di duni ini, kenapa hanya sebagian saja yang harus diperoleh dengan ikhtiar (usaha) seperti memproses bahan bakar (energi), hasil bumi, hasil laut, pertanian dan sebagainya, yang bahan bakunya sebenarnya sudah ada sejak lama dan atau mengalami pembaharuan secara otomatis?

Pertanyaan-pertanyaan lain yang tak kalah menariknya ialah : Apakah kemunculan manusia ke dunia ini terjadi begitu saja, atau berada dalam sebuah perencanaan yang matang dan sistematis? Jika kehadiran manusia ke dunia ini terjadi begitu saja, kenapa proses kehadirannya sama dan dengan sistem yang baku atau tetap? Jika manusia hadir ke dunia ini dengan sistem yang baku, siapa yang menciptakan sistem itu? Atau, manusia itu bermula dari sebuah rekayasa penciptaan yang sangat ajaib dan kemudian berkembang melalui sistem yang sangat ajaib dan baku pula? Jika demikian halnya, apa misi dan visi penciptaannya di atas muka bumi ini?

Sebenarnya, pertanyaan-pertanyaan tersebut bukan hanya menggoda pikiran Anda, melainkan semua manusia yang berfikir yang hidup di dunia ini. Seandainya pertanyaan-pertanyaan tersebut ditanyakan kepada manusia dari berbagai suku, bangsa dan agama, kemungkinan besar mereka akan menjawabnya dengan jawaban yang berbeda-beda, berdasarkan tingkatan ilmu dan keyakinan mereka terhadap Tuhan Pencipta. Lain halnya jika pertanyaannya seputar keberadaan manusia satu bulan, dua bulan, tiga bulan, empat bulan, lima bulan, enam bulan, tujuh bulan atau delapan bulan sebelum lahir ke dunia, tentu jawaban mereka dipastikan akan sama, yakni dalam masa-masa itu manusia berada dalam kandungan ibu mereka masing-masing.

Masih banyak lagi pertanyaan yang lain terkait dengan fenomena kehidupan dan kehadiran manusia di atas muka bumi ini. Namun, dari sekian banyak pertanyaan itu, satupun tidak terjawab dengan pasti dan ilmiyah jika kita hanya mengandalkan akal dan ilmu kita yang amat terbatas. Bahkan jawabannya bisa menjadi jauh dari kebenaran, seperti yang dialami Charles Darwin dan orang yang se mazhab dengannya. Apalagi jika menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut hanya menggunakan perkiraan atau asumsi, maka jawabannya akan membingungkan dan jauh dari kebenaran.

Lihatlah!!! Bagaimana dengan orang yang memikiki kecerdasan Spiritual, Emotional dan Intellectual? Sungguh fantastik. Ia menemukan jawabannya melalui informasi akurat dan sangat teliti. Dari mana? Dari Tuhan Pencipta manusia itu sendiri yakni Allah yang Maha Kuasa dan Maha Mengetahui. Dia jelaskan semuanya melalui kitab suci terakhir-Nya yang bernama Al-Qur’an dan Rasul terakhir-Nya Muhammad Saw. Ajaibnya, jawabannyapun menjadi pasti dan mudah dimengerti sehingga dengan mudah pula menghilangkan kebingungannya tentang fenomena kehidupan di dunia dan keberadaan manusia di atas bumi ini.

Mari sama-sama kita renungkan firman Allah, Tuhan Pencipta, berikut ini :

1. Tentang keberadaan manusia sebelum muncul ke atas bumi.

أَوَلا يَذْكُرُ الإِنْسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ يَكُ شَيْئًا (67)

Dan mengapa manusia itu tidak memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu, sedang ia tidak ada sama sekali (ZERO). (Q. S. Maryam (19) : 67)

2. Tentang rencana Tuhan Pencipta menciptakan manusia dari bahan baku yang bernama tanah.

إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ طِينٍ (71)

(Ingatlah) ketika Tuhan Penciptamu berfirman kepada malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah".
(Q.S. Shad (38) : 71)

3. Tentang Rencana Tuhan Pencipta menjadikan manusia khalifah-Nya di atas muka bumi.

(30) وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً…..

Dan Ingatlah ketika Tuhan Penciptamu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". (Q.S. Al-Baqarah (2) : 30)

4. Tentang misi hidup manusia dan jin yang ditetapkan Tuhan Pencipta.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإِنْسَ إِلا لِيَعْبُدُونِ (56)

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. (Q.S. Adz-Dzariyat (51) : 56)

5. Tentang sejarah manusia pertama, manusia kedua dan proses pengembangbiakan manusia di atas bumi.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا (1)

Hai sekalian manusia, Bertaqwalah kepada Tuhan Penciptamu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan darinya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan Bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (Q.S. An-Nisa’ (4) : 1)

6. Tentang keistimewaan penciptaan Nabi Isa yang mirip keistimewaan penciptaan Nabi Adam.

إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (59)

Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia. (Q.S. Ali Imran (3) : 59)

7. Tentang manusia diciptakan Tuhan Pencipta berpasang-psangan dan memiliki anak keturunan serta diberi-Nya mereka rezeki dari yang baik-baik.

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَةِ اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ (72 )

Allah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu itu, anak anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?" (Q.S. An-Nahl (16) : 72)

8. Tentang hakikat Tuhan Pencipta langit dan bumi dan semua yang ada di alam ini. Dia adalah Maha Kuasa dan Maha Kaya yang tidak membutuhkan istri dan anak.

بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ أَنَّى يَكُونُ لَهُ وَلَدٌ وَلَمْ تَكُنْ لَهُ صَاحِبَةٌ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (101) ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لا إِلَهَ إِلا هُوَ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوهُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ (102)

Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.(101) (Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan Pencipta kamu; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu. (102) (Q.S. Al-An’am (6) : 101 – 102)

Tadzkirah

Sebelum manusia berada di atas muka bumi ini, mereka belum jadi apa-apa (Zero).

1. Fakta dan penemuan ilmiyah membuktikan bahwa manusia hadir ke dunia ini melalui mekanisme penciptaan yang sangat sistematik dan unik, bukan karena proses alami seperti yang diyakini para penganut darwinisme. Dimulai dengan penciptaan Adam sebagai manusia pertama, kemudian Hawa sebagai istrinya dan dari keduanya perkembangbiakan terjadi sampai hari ini dan sampai Kiamat nanti.

2. Manusia hadir ke atas muka bumi ini atas dasar kehendak Pencipta mereka dengan misi dan visi yang telah ditentukan-Nya, yakni ibadah kepada-Nya dan menjadi khalifah-Nya.

(bersambung)