Periode Kehidupan Kedua (3)

4. MAHSYAR (TEMPAT BERHIMPUN SEMUA MANUSIA)

Setelah manusia durhaka menyaksikan betapa dahsyatnya persitiwa Kiamat itu. Setelah mereka merasakan betapa pedihnya situasi dan kondisi yang mereka hadapi. Setelah bumi dan langit yang kita saksikan ini Allah hancurkan, lalu Allah menggantinya dengan bumi dan langit yang baru sebagai awal dari alam baru, alam abadi yang bernama Akhirat. Allah sebagai Pencipta Tunggal jagad raya semakin memperlihatkan Kemaha Kekuasaan dan Keperkasaan-Nya seperti yang Dia jelaskan dalam beberapa firman-Nya :

1. Allah mengganti bumi dan langit yang ada sekarang dengan yang baru.

يَوْمَ تُبَدَّلُ الأَرْضُ غَيْرَ الأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ (48) وَتَرَى الْمُجْرِمِينَ يَوْمَئِذٍ مُقَرَّنِينَ فِي الأَصْفَادِ (49) سَرَابِيلُهُمْ مِنْ قَطِرَانٍ وَتَغْشَى وُجُوهَهُمُ النَّارُ (50)

(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.(48) Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat bersama-sama dengan belenggu.(49) Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup oleh api Neraka, (50) (Q. S. Ibrahim (14) : 48 – 50)

2. Allah menghimpun semua manusia di Mahsyar tanpa kecuali.
اللَّهُ لآ إِلَهَ إِلا هُوَ لَيَجْمَعَنَّكُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لا رَيْبَ فِيهِ وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ حَدِيثًا (87)

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di hari Kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya. Dan siapakah orang yang lebih benar perkataan (nya) daripada Allah? (Q.S An-Nisa’ (4) : 87)

3. Allah menciptakan bumi yang datar untuk Mahsyar.

وَيَوْمَ نُسَيِّرُ الْجِبَالَ وَتَرَى الأَرْضَ بَارِزَةً وَحَشَرْنَاهُمْ فَلَمْ نُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَدًا (47)

Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak Kami tinggalkan seorang pun dari mereka. (Q.S. Al-Kahfi (18) : 47)

3. Allah mendeklarasikan kekuasaan mutlak-Nya atas alam semesta Akhirat di hadapan semua hamba-Nya.

يَوْمَ هُمْ بَارِزُونَ لا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْهُمْ شَيْءٌ لِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ (16)

(yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada suatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman): "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.
(Q.S. Ghafir / AL-Mu’min (40) : 16)

Mahsyar adal sebuan tempat perhimpunan raksasa yang menampung semua manusia sejak awal sampai akhir. Terlihat dataran raksasa yang tidak bertepi, tidak ada gunung, tidak ada lembah, tidak ada sungai dan tidak ada pula laut. Itulah Mahsyar, tempat dikumpulkannya semua mansia dengan teratur rapi sambil berbaris lurus. Ketika itu tidak ada seorang manusia pun yang berani memprotes Allah, kendatipun ketika di dunia dia adalah seorang raja yang sangat berwibawa, seorang presiden yang sangat berkuasa, seorang jendral yang sangat disegani, seorang konglomerat yang sangat dihormati dan diperhitungkan, ataupun seorang fakir miskin yang terlunta-lunta. Pada hari itu, semua manusia di hadapan Tuhan Pemilik alam semesta adalah sama. Yang membedakan di antara mereka adalah taqwanya kepada Tuhan yang Maha Kuasa, dengan bukti ketika hidup di dunia mereka menjalankan Misi Ibadah dan Visi Khilafah dengan ikhlas, baik dan sempurna. Allah menjelaskan-Nya :

وَعُرِضُوا عَلَى رَبِّكَ صَفًّا لَقَدْ جِئْتُمُونَا كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ بَلْ زَعَمْتُمْ أَلَّنْ نَجْعَلَ لَكُمْ مَوْعِدًا (48)

Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. Sesungguhnya kamu datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kamu pada kali yang pertama; bahkan kamu menduga bahwa Kami sekali-kali tidak akan menetapkan bagi kamu waktu (janji) (untuk menerima balasan)” (48). (Q.S. Al-kahfi (18) : 48)

Pada hari itu, semua manusia, khsusnya mereka yang ingkar kepada Tuhan Pencipta ketika hidup di dunia, mengakui Kekuasan, Keperkasaan dan Kemutlakan Allah Tuhan Pencipta. Pada hari itu, manusia yang tidak mau percaya kepada Tuhan Pencipta ketika mereka melewati fase kehidupan dunia, manusia yang tidak mau taat dan tunduk pada sistem Allah ketika hidup di dunia, manusia yang tidak mau menerapkan hukum Allah ketika berkuasa di dunia, manusia yang anti hukum dan peraturan Allah ketika menjalani kehidupan sementara di dunia, semua mereka serempak mengakui apa yang dulu mereka ingkari, ketika ditanyakan kepada mereka :

يَوْمَ هُمْ بَارِزُونَ لا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْهُمْ شَيْءٌ لِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ (16)

(yaitu) hari (ketika) mereka muncul semuanya (di hadapan Allah); tiada suatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman): "Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?" Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.(16) (Q.S. Al-Mu’min (40) : 16)

Pada hari itu Allah menantang semua manusia, khususnya terhadap mereka yang berkuasa dan membangkang kepada-Nya ketika melewati fase kehidupan dunia, sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah Hadits Ibnu Umar berikut :

فِي حَدِيث اِبْن عُمَر رَضِيَ اللَّه عَنْهُمَا أَنَّهُ تَعَالَى يَطْوِي السَّمَاوَات وَالأَرْض بِيَدِهِ ثُمَّ يَقُول أَنَا الْمَلِك أَنَا الْجَبَّارُ ُأَنَا الْمُتَكَبِّرُ أَيْنَ مُلُوكُ الأَرْضِ ؟ أَيْنَ الْجَبَّارُونَ ؟ أَيْنَ الْمُتَكَبِّرُونَ ؟

Dalam Hadits riwayat Ibnu Umar ra .dijelaskan bahwa sesungguhnya Allah Ta’ala menggulung semua langit dan bumi dengan Tangan-Nya. Kemudian Dia berkata : Aku adalah Raja. Aku adalah Maha Perkasa. Aku adalah Yang Sombong. Mana raja-raja di atas bumi? Mana mereka yang perkasa? Mana mereka yang sombong itu?

Tak ada satupun dari mantan raja dan penguasa di atas bumi yang menjawab. Tak ada seorangpun dari pejabat tinggi negara di atas bumi yang mampu merespon. Tak satupun dari konglomerat, kepala suku, kepala geng, mafia dan preman yang berani bersuara. Tak satupun dari para jendral berbintang empat atau lima yang berkutik.Tak satupun dari manusia-manusia yang pernah hidup di atas bumi yang berani berkata. Semuanya tertunduk sambil menggigil ketakutan. Dalam pikiran mereka tergambar semua kejahatan, kedurhakaan dan kezaliman yang dulu pernah mereka lakukan.

Setiap orang memikirkan nasibnya sendiri. Saking dahsyatnya suasana, mereka tidak bisa berbicara, apalagi berargumentasi. Suasananya sangat mencekam. Semua hamba tunduk, diam seribu bahasa.

Pada hari itu, manusia tidak sempat lagi memikirkan harta, anak, pangkat, kedudukan dan semua fasilitas hidup yang diperoleh ketika mereka melewati fase kehidupan di dunia. Mereka terfokus memikirkan diri sendiri, tanpa peduli dengan orang-orang yang ketika hidup di dunia menjadi teman dekat atau karib kerabat. Pada hari itu, wajah manusia hanya terbagi dua, yang berseri-seri mukanya dan yang bermuka masam, pucat pasi dan hina. Allah menjelaskannya dalam surat ‘Abasa sebagai berikut berikut :

لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ (37) وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ مُسْفِرَةٌ (38) ضَاحِكَةٌ مُسْتَبْشِرَةٌ (39) وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌ (40) تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌ (41) أُولَئِكَ هُمُ الْكَفَرَةُ الْفَجَرَةُ (42)

“Setiap orang dari mereka pada hari itu sibuk dengan urusannya masing-masing (37) Banyak muka pada hari itu berseri-seri,(38) tertawa dan gembira ria,(39) dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu,(40) dan ditutup lagi oleh kegelapan (karena merasa hina) (41) Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka.(42)” (Q.S. ‘Abasa (80) : 37 – 42)

Adapun tingkat kesulitan dan kepanikan manusia ketika itu tergantung pada apa yang mereka yakini dan perbuat ketika hidup di dunia. Jika mereka orang-orang pendurhaka dan penentang Allah Tuhan Pencipta, baik dalam bentuk keyakinan, perkataan, perbuatan ataupun dengan sikap, mereka akan merasakan betapa sulitnya dan panasnya hari itu. Mereka nyaris tenggelam dan berenang dalam lautan keringat, karena matahari amatlah dekat jaraknya dari kepala mereka. Mereka lemah, tak berdaya, tertunduk dan dalam keadaan putus asa serta hina. Allah menjelaskan kondisi yang mereka hadapi itu dalam berbagai tempat dalam Al-Qur’an. Di antaranya :

خُشَّعًا أَبْصَارُهُمْ يَخْرُجُونَ مِنَ الأَجْدَاثِ كَأَنَّهُمْ جَرَادٌ مُنْتَشِرٌ (7) مُهْطِعِينَ إِلَى الدَّاعِي يَقُولُ الْكَافِرُونَ هَذَا يَوْمٌ عَسِرٌ (8)

“Sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari kuburan (menuju Mahsyar) seakan-akan mereka belalang yang berterbangan, (7) mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. Orang-orang kafir berkata: "Ini adalah hari yang amat berat".(Q.S. Al-Qomar (54) : 7 – 8)

خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ ذَلِكَ الْيَوْمُ الَّذِي كَانُوا يُوعَدُونَ (44)

“Dalam keadaan mereka menekurkan pandangannya (serta) diliputi kehinaan. Itulah hari yang dahulunya diingatkan (diancamkan) kepada mereka.” (Q.S. Al-Ma’arij (70) : 44)

Terkait dengan orang-orang yang beriman kepada Tuhan Pencipta, taat aturan-Nya, tunduk dan patuh pada kitab petunjuk-Nya (Al-Qur’an) dalam menjalankan misi dan visi ketika hidup di dunia, dengan pengetahuan, rindu dan cinta pada-Nya, mereka akan mendapatkan naungan keteduhan dari-Nya.

Pada hari itu ada tujuh golongan istimewa dari kalangan orang-orang beiriman yang mendapatkan naungan Allah, yang kriteria mereka dijelaskan dalam Hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim berikut ini :

"عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : سبعة يظلهم الله في ظله يوم لا ظل الا ظله : إمام عادل وشاب نشأ في عبادة الله عز وجل ورجل قلبه معلق بالمساجد ورجلان تحابا فى الله اجتمعا عليه وتفرقا عليه و رجل دعته امرأة ذات حسن وجمال فقال : إني أخاف الله ورجل تصدق بصدقة فأخفاها حتى لا تعلم شماله ماتنفق يمينه ورجل ذكر الله خاليا ففاضت عينانه" (متفق عليه)

‘Dari Abu Hurairah r.a, dari Nabi Saw ia berkata : “Ada tujuh golongan yang Allah beri naungan dengan naungan-Nya, pada hari tiada lagi naungan kecuali naungan-Nya. Pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dan berkembang dalam ketaatan pada Allah, seseorang yang hatinya terpaut pada masjid, dua orang yang saling mencintai di jalan Allah dan karena Allah, mereka berkumpul dan berpisah di atas dasar itu, seorang lelaki yang digoda wanita yang memiliki jabatan dan kecantikan, lalu dia (menolaknya) sambil berkata : aku takut pada Allah, seseorang yang bersedekah maka ia sembunyikan sehingga apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya tidak diketahui oleh tangan kirinya, dan seseorang yang berzikir (mengingat) kepada Allah di tempat yang sunyi sepi, maka ia bergelimang air mata”. (Hadits Riwayat Al-Bukhari dan Muslim)

Adapun orang-orang-orang yang menolak dan melupakan dengan sengaja petunjuk Tuhan Pencipta dalam menjalankan misi dan visi hidup ketika hidup di dunia, mereka dikumpulkan dalam keadaan buta. Lengkaplah penderitaan yang mereka rasakan. Allah menjelaskan hal tersebut dalam dalam Kitab Petunjuk-Nya :

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (124) قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا (125) قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى (126) وَكَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ أَسْرَفَ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِآيَاتِ رَبِّهِ وَلَعَذَابُ الآخِرَةِ أَشَدُّ وَأَبْقَى (127)

“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku (Al-Qur’an), maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta". (124) Berkatalah ia: "Ya Tuhan Penciptaku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat? (125) Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan".(126) Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di Akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.(127) (Q.S. Thaha (20) : 124 – 127)