Menjawab Tuduhan terhadap Nabi Muhammad Saw.

Assalaamu ‘alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuh

Ustadz, dalam situs http://www.indonesia.faithfreedom.org/forum/, terdapat suatu hinaan terhadap Nabi Muhammad saw yang akan sangat menyakitkan apabila dibaca oleh seorang muslim. Saya tahu bahwa itu adalah tuduhan yang tidak berdasar, dan saya sangat ingin membantahnya, tetapi saya tidak berilmu.

Dalam sebuah tulisannya, disebutkan bahwa Nabi Muhammad saw. adalah seorang maniak seks (astaghfirullaah) karena menikah dengan banyak perempuan dan juga mereka menyebut bahwa Nabi Muhammad saw. sebagai seorang yang tidak bermoral karena menikahi `Aa’isyah pada usia 7 tahun dan menggaulinya pada usia 9 tahun.

Mohon jawaban dari Ustadz atas hinaan ini.

Wassalaamu `alaykum wa rahmatullaahi wa barakaatuh

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Penghinaan atas diri pribadi nabi Muhammad SAW sudah terjadi sejak lama, bahkan saat beliau masih hidup, berulang kali hinaan, cacian, makian dan sumpah serapah telah beliau terima.

Terkadang masih ditambah lagi dengan tekanan pisik yang amat pedih. Pukulan, hantaman, lemparan batu bahkan percobaan pembunuhan oleh konspirasi perwakilan semua kabilah Quraisy.

Kalau kita perhatikan, semua bentuk penghinaan dan tekanan itu terjadi pada saat orang-orang kafir gagal membantah kebenaran agama Islam. Tuduhan bahwa nabi Muhammad SAW itu gila yang pernah mereka lontarkan, tidak terbukti. Sebab semua orang tahu bahwa beliau tidak gila. Tuduhan bahwa beliau penyihir, juga tidak terbukti, sebab sama sekali tidak ada kemiripan dengan penyihir.

Tuduhan bahwa Muhammad SAW adalah penyair, lagi-lagi tidak bisa terbukti. Sebab beliau bukan ahli syi’ir dan Al-Quran sangat berbeda dengan semua bentuk syi’ir arab.

Akhirnya, karena secara ilmiyah tidak bisa membantah kebenaran agama Islam dan kenabian beliau, orang-orang kafir itu mulai melakukan apa saja dengan segala cara, asalkan bisa membuat orang berpaling dari agama Islam.

Maka mulailah pelecehan mereka berpindah kepada hal-hal yang bersifat pribadi. Tapi karena ciri fisik beliau terlalu sempurna, maka dicari lagi sisi-sisi negatif lainnya. Syetan lalu membisikkan hati orang-orang kafir dan memberi ide segar, yaitu lewat pernikahan nabi SAW dengan beberapa wanita.

Celah sempit inilah yang dimanfaatkan oleh orang-orang yang hatinya penuh penyakit. Tidak peduli dengan fakta sejarah, buat mereka, apapun karangan, asalkan bisa memojokkan dan membuat berpandangan negatif terhadap pribadi beliau SAW, jadilah.

Padahal semua wanita yang beliau nikahi tidak lain adalah para janda, yang tidak bisa dikatakan muda, apalagi cantik. Satu-satunya isteri yang dinikahi dalam keadaan perawan hanyalah Aisyah ra. Meski pada usia yang masih muda, tapi ukuran usia nikah di semua peradaban dunia ini tidak bisa disamakan.

Misalnya, di Yaman kita sering mendengar pernikahan antara suami yang berusia 10 tahun dan isteri yang berusia 8 tahun. Ini adalah tradisi dan kebiasaan yang berkembang di suatu tempat. Mungkin berbeda dengan yang ada di tempat lain. Tetapi tidak bisa dijadika sebagai bahan untuk melecehkan pribadi orang yang dilahirkan dan dibesarkan di tempat tersebut.

Adapun nabi Muhammad SAW beristri banyak, bukan hal yang aneh. Kalau kita membaca sejarah para raja dan orang di masa lalu, tidak perlu jauh-jauh, seratusan tahun yang lalu pun, kita masih sering mendapati poligami. Bahkan tidak jarang mereka punya isteri sampai seratus.

Hanya di masa sekarang ini saja poligami menjadi tidak lazim, akibat penetrasi kebudayaan barat yang mengindung kepada kebudayaan Romawi kuno, yang konon kurang menyukai poligami.

Tentunya, amat tidak logis menghina nabi Muhammad SAW dengan hinaan-hinaan yang demikian, padahal umat manusia di masa lalu melakukannya, bahkan menjadikannya bagian dari kelaziman kehidupan.

Kalau nabi Muhammad umpamanya pernah melakukan pencurian, pemerkosaan, atau pembunuhan massal, ini hanya umpama, mungkin bolehlah dihina. Tapi kalau belaiu melakukan hal yang lazim di tengah suatu peradaban, bahan mayoritas bangsa-bangsa melakukannya, tidak mungkin kita menghinanya. Dan atas dasar apa?

Nabi Muhammad SAW tidak pernah melakukan hal-hal yang universal ditentang oleh etika kemanusiaan. Beliau hanya melakukan hal-hal yang di masanya sangat lazim. Karena itu para pemuka Quraisy tidak pernah menghina nabi dengan tuduhan seksmaniak hanya lantaran beliau beristri lebih dari satu. Mengapa? Karena poligami di masa itu merupakan suatu kelaziman.

Mengapa orang-orang kafir di masa sekarang ini tidak menghina Abu Jahal, Abu Lahab, Umayyah bin Khalaf, Syu’bah dan lainnya? Padahal mereka pun seks maniak juga karena punya isteri lebih dari satu?

Mengapa tidak menghina para raja dari Inggris, Spanyol, Portugal, Belanda dan lainnya yang juga berpoligami? Mengapa hanya Muhammad yang dihina?

Semua menunjukkan bahwa intinya mereka hanya tidak suka pada agama Islam, tapi kesulitan mencari titik lemahnya. Maka jadilah apapun bentuk penghinaan dilontarkan, meski salah alamat.

Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc.