Apa gunanya kita masuk surga???

Diasuh Oleh Ust. Taufik Hamim Effendi, Lc., MA

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum Ustadz,

Saya ingin bertanya, Apa gunanya kita masuk surga??? Jika sepanjang waktu kenikmatannya, kesenangannya, kebahagiannya, dan keelokan surga kita nikmati, dan kita kekal didalamnya. Perumpamaan rasa haus, air terasa nikmatnya jika kita minum di saat haus,, jika di surga kita haus dan ada air ada selalu untuk kita,, bukankah akan mengurangi rasa nikmat.

Semoga ALLAH SWT mengampuni saya atas pertanyaan ini.

Wassalamu’allaikum

Jawaban:

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Saudaraku, semoga Allah SWT menyayangi anda dengan selalu memberikan petunjuk-Nya hingga akhir hayat nanti.

Mengimani adanya surga dan segala kenikmatan di dalamnya dengan keimanan dan keyakinan yang benar adalah sebuah keniscayaan, seperti halnya kita juga mengimani adanya neraka dan segala sisksaan di dalamnya. Mengimani sesuatu yang ghaib adalah  diantara sifat-sifat orang yang bertaqwa, surga dan nereka adalah diantara hal yang ghaib yang wajib kita imani.

Berkaitan dengan hal ini anda adalah termasuk orang yang bertanya-tanya, kenapa Allah SWT menentukan kenikmatan dan keindahan surga, misalnya dengan adanya sungai-sungai susu, buah-buahan seperti anggur, daging burung, bidadari dan lain sebagainya.

Surga untuk hamba Allah yang shalih

Kita wajib menyakini bahwa Al-Quran itu adalah Kalamullah yang tidak terdapat keraguan sedikit pun di dalammya, dan kita juga wajib menyakini bahwa segala yang diinformasikan Rasulullah SAW dalam hadits shahihnya ini benar bahkan di dalam Hadits Qudsy Allah SWT menggambarkan tentang surga yang hanya diperuntukan bagi hamba-hamba-Nya yang shalih:

“أعددت لعبادي الصالحين ما لا عين رأت ولا أذن سمعت ولا خطر على قلب بشر”.

“Aku telah sediakan untuk hamba-hamba-Ku yang shalih (kenikmatan surga) yang belum pernah dilihat mata, didengar telinga dan terlintas di hati manusia”. (HR. Muslim)  Kemudian Rasulullah SAW membaca firman Allah SWT dalam Al-Quran :

“فلا تعلم نفس ما أخفي لهم من قرة أعين جزاء بما كانوا يعملون”.

“Maka tidak ada seseorang pun mengetahui apa disembunyikan yaitu (segala jenis nikmat) yang amat indah dipandang, sebagai balasan terhadapa apa yang mereka kerjakan”. (QS. As-sajdah: 17) (HR. Muslim)

Mari kita perhatikan, apabila kita tidak mengetahui sesuatu yang tersembunyi, mata kita tidak mampu melihatnya, telinga kita tidak mampu mendengarnya, dan tidak sedikit pun terlintas dalam benak kita, bagaimana kita bisa membayangkan sesuatu tersebut. Maka di sinilah Allah SWT memberikan informasi kepada kita tentang perumpamaan tentang gambaran surga.

Allah SWT berfirman:

“وبشر الذين ءامنوا وعملوا الصالحات أن لهم جنات تجري من تحتها الأنهار كلما رزقوا من ثمرات رزقا قالوا هذا الذي رزقنا من قبل وأتوا به متشابها ولكم فيها أزواج مطهرة وهم فها خالدون”.

“Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih, sesungguhnya bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya beberapa sungai; setiap kali mereka diberikan suatu pemberian berupa buah-buahan, mereka berkata: “Inilah yang telah diberikan kepada kami dahulu”; dan mereka diberikan rezeki itu yang sama rupanya (tetapi berlainan hakikatnya), dan disediakan untuk mereka dalam surga itu isteri-isteri yang suci, sedang mereka kekal di dalamnya selama-lamanya”. (QS. Al-Baqarah: 25)

Rasulullah SAW bersabda:

 “يأكل أهل الجنة فيها ويشربون ولا يتغوطون ولا يمتخطون ولا يبولن ولكن طعامهم ذاك جشاء كرشح المسك، يلهمون التسبيح والتجميد كما يلهمون النفس”.

“Penghuni surga makan dan minum di dalamnya, mereka tidak buang air besar, tidak beringus, tidak buang air kecil. Akan tetapi makanan mereka menjadi sendawa, seperti tetesan minyak kasturi, mereka senantiasa bertasbih dan bertahmid sebagaimana mereka bernafas.” (HR. Muslim)

Sangat berbeda

Ibnu Qutaibah berkata: “Semua yang ada di dalam surga berupa sungai-sugai, tempat tidur-tempat tidurnya, kasur-kasurnya, gelas-gelasnya berbeda dengan yang ada di dunia buatan manusia sebagaimana perkataan Ibnu Abbas:

“ليس فى الجنة شيء مما فى الدنيا إلا الأسماء”.

“ِApa yang ada di dalam surga tidak serupa dengan yang ada di dunia melainkan hanya nama-namanya saja”. (HR. Baihaqi)

Kenikmatan di dunia dan di surga sangat berbeda, dan tentu tidak bisa dibandingkan sama sekali. Seperti halnya minumnya penghuni surga bukan karena rasa dahaga, makannya penghuni surga bukannya karena lapar dan hal-hal lainya yang mereka alami di sana, akan tetapi kenikmatan yang terus menerus mereka rasakan.

Al-Qurthubi mengatakan saat menjawab pertanyaan yang mirip sepertinya pertanyaan anda: “Kenikmatan yang dirasakan oleh penghuni surga dan pakaian mereka buka karena untuk menghilangkan rasa sakit yang mereka rasakan, makannya mereka juga bukan karena rasa lapar, minumnya mereka juga bukan karena rasa haus. Wewangian yang ada pada mereka bukan karena menghindaribau busuk, akan tetapi semuanya itu adakan kenikmatan yang terus menerus  dan tiada henti yang Allah berikan kepada mereka. Tidakkah kamu perhatikan firman Allah ta’ala kepada Adam:

“إن لك ألا تجوع فيها ولا تعرى. وأنك لا تظمؤا فيها ولا تضحى”.

“ٍٍSesungguhnya, ada (jaminan) untukmu di sana, engkau tidak akan lapar  dan tidak akan bertelanjang. Dan bahwasanya engkau juga tidak akan dahaga di dalamnya, dan tidak akan ditimpa panas matahari”. (QS. Thaha: 118-119)

Hikmah di balik itu adalah bahwa Allah mengenalkan kepada mereka di surga dengan jenis yang pernah mereka nikmati pada saat mereka di dunia dan Allah menambahkan kepada mereka dengan sesuatu yang hanya Allah saja yang mengetahuinya”.

Hakikat kenikmatan surga tidak bisa dan tidak mungkin kita ukur dengan akal kita sebagai manusia, karena Allah SWT memberikan banyak keterbatasan. Dan ketika Allah memberikan gambaran sebagian kenikmatan surga Dia memberikan gambaran yang sesuai daya cerna kita. Dan mustahil kita  bisa membayangkan hakikat kenikmatan surge yang sebenarnya. Karena Allah SWT memberikan informasi dalam Al-Quran :

“فلا تعلم نفس أخفي لهم من قرة أعين جزاء بما كانوا يعملون”.

“Maka tidak ada seseorang pun mengetahui apa disembunyikan yaitu (segala jenis nikmat) yang amat indah dipandang, sebagai balasan terhadapa apa yang mereka kerjakan”. (QS. As-sajdah: 17)

Jadi, tidak mungkin kita sebagai hamba-Nya yang memiliki banyak keterbatasan dan kekurangan mampu mengetahui hakikat surga, karenanya Al-Quran selalu menggunakan pendekatan  kalimat dan makna dengan perumpamaan yang menggambarkan sebagian kenikmatan surga yang sebagiannya hanya sedikit yang bisa kita bayangkan. Walau pun hakikat surga yang sebenarnya sangat jauh dari gambaran yang disebutkan. Demkian Allah memberikan gambarkan agar hamba-Nya merindukan dan mau meraih surga-Nya dengan beriman kepada-Nya dan beramal shalih supaya menjadi orang yang benar-benar sukses memasuki surga-Nya kelak.

Hakikat surga dan dengan segala kenikmatannya tidak bisa digambarkan oleh manusia sebagai makhluk dengan segala keterbatasan dan kelemahan manusia. Akan tetapi seorang Muslim wajib mengimaninya sebagai sebuah balasan yang agung dari Allah SWT. Adapun yang manusia hanya dapat merasakan, mencerna dan melihat ada yang ada di hadapannya. Jadi segala keindahan dan kenikmatan yang telah dilihat, didengar dan dirasakan oleh manusia itu adalah sesuatu yang sangat terbatas dan berbeda dengan hakikat kenikmatan surga.

Ayat-ayat Al-Quran dan hadits-hadits Nabi SAW setidaknya menggambarkan dua hal, pertama: memberikan informasi bahwa Allah SWT akan menyediakan ganjaran yang agung bagi hamba-hamba-Nya yang shalih. Kedua: lemahnya manusia dalam mengetahui hakikat surge, karena semuanya serba tidak bisa terfikirkan oleh manusia berupa keindahan, keelokan dan segala kenikmatan di dalam surga.

Saudara penanya dan netters eramuslim, demikian yang bisa kami sampaikan, semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita dalam menuju surga-Nya yang penuh dengan berbagai kenikmatan untuk selamanya. Wallahu a’lam bishshawab.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Taufik Hamim Effendi, Lc., MA (http://taufik-hamim.com/new)

Bila ingin bertanya silahkan kirimkan email ke [email protected]

_______________________________________

 

Lembaga Pelayanan Dakwah (LPD) Eramuslim

VISI

Menjadi Lembaga Perekat Umat

Misi

1. Membentuk masyarakat yang berakhlaqul kalimah

2. Menyebarkan nilai-nilai islam rahmatan lil alamin

3. Melayani kebutuhan dakwah di tengah masyarakat.

Motto
Suara Da’i Perekat Umat

Struktur LPD Eramuslim

Ketua:                         H. Taufik Hamim Effendi, Lc., MA

Sekretaris:                 H. Maftuh Asmuni, Lc

Wakil sekretaris:      Andan Nadriasta, ST

Bendahara:               Fachrurrozi, S. Ag

Anggota Korps Da’i LPD Eramuslim: 

  1. Dr. H. Saiful Bahri, MA
  2. Dr. H. Abdul Qahar Zainal, Lc., MA
  3. H. Taufik Hamim Effendi, Lc., MA
  4. H. Umar Sholehudin, Lc., MA
  5. H. Muhamad Soleh, LL. M
  6. H. Arafi Mughni, MA
  7. H. Rahmad Adi, MA
  8. Syamsul Bahri, M. Si
  9. Ahmad Adnan, Lc., MA
  10. H. Maftuh Asmuni, Lc.
  11. H. Biqodarin, Lc
  12. H. Kusworo Nursidik, Lc
  13. Fachrurozi, S.Ag.
  14. M. Sofiyyul kamal, S.pdi
  15. Muhammad Latif, S. Thi
  16. H. Armi Yunadi, Lc
  17. Agus Salim, Lc
  18. Haris Salamah, Lc
  19. Wahibul Minan, Lc
  20. H. Sagono Budi Aji, Lc
  21. Dan lain-lain

Pelayanan 

1. Khutbah jumat

2. Khutbah Idul fitri dan Idul adha

3. Khutbah Nikah

4. Kajian Ulum Syar’iyah

5. Seminar Keislaman

6. Kegiatan Ramadhan

7. Penerjemahan bahasa arab

8. Bimbingan dan pelayanan haji dan umrah

9. Workshop janaiz, mawarits

10. Buletin dll

***

Untuk mengundang Da’i LPD Eramuslim ke Masjid, Kantor, kampus dll  di Jakarta dan daerah serta LN silahkan mengajukan permohonan tertulis kemudian kirim ke email:  [email protected]