Ujian dari Teman dan Keluarga

Assalammu’alaikum Wr. Wb

Ustadz, saya saat ini sedang bingung. Satu bulan ini saya mencari pekerjaan. Setelah saya keluar dari tempat kerja yang lama ( suatu proyek bangunan untuk rumahsakit). Saat itu saya memang diberikan tanggungjawab yang agak lebih yaitu untuk mengordinir teman-teman dalam bekerja yaitu pemasangan instalasi listrik. Saya keluar dikarenakan saya sudah nggak tahan dengan ulah dari teman yang sudah saya anggap sebagai saudara sendiri.

Dia melakukan pencurian material, hal itu dilakukan berulang-ulang. Suatu saat, dia saya tegur namun akhirnya kami bertengkar. Dia kepergok oleh bos saat mencuri kabel, oleh bos dia dilaporkan ke polisi. Karena malu dengan omongan teman-teman yang lain, maka saya memutuskan untuk keluar karena saya dianggap gagal mengordinir rekan-rekan.

Saat ini, saya sedang mencari kerja. Namun istri saya tidak mau tahu dengan keadaan saya saat ini. Dia malah minta untuk dibuatkan rumah yang sama dengan adiknya. Perlu ustadz ketahui, adiknya baru menikah dengan orang kaya, sehingga langsung bisa dibikinkan rumah. Parahnya lagi, mertua ikut-ikutan mencampuri bahwa istri saya juga harus bisa punya rumah seperti adiknya secepatnya. Kalau tidak, mertua minta supaya istri saya minta cerai. Saat ini, istri saya pulang ke rumah orangtuanya karena diminta oleh orangtuanya. 

Apa yang harus saya lakukan saat ini Pak Ustadz. Tolong berikan nasehat.!

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Sodiqin

Somewhere 

Waalaikumussalam Wr. Wb

Saudara Sodiqin yang dimuliakan Allah swt.

Diantara bukti keimanan seseorang adalah ketika ia tidak rela terhadap suatu kemunkaran yang ada di sekitarnya. Ketidak-relaan itu mendorong dia melakukan pencegahan baik dengan otoritas yang dimilikinya, nasehat kepada pelakunya atau hatinya yang tidak menerima kemunkaran tersebut terjadi, sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Abi said al Khudriy ra yang berkata,” Saya mendengar Rasulullah saw bersabda, ‘Barangsiapa dari kalian yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya. Apabila dia tidak menyanggupinya maka rubahlah dengan lidahnya. Apabila ia tidak menyanggupi maka rubahlah dengan hatinya. Sesungguhnya itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)

Sungguh apa yang telah anda lakukan terhadap teman anda adalah sangat mulia walaupun pada akhirnya anda mendapatkan tekanan sosial dari orang-orang di sekitar anda. Tapi inilah realita bahwa tidak semua orang suka dengan kebaikan sebagaimana halnya tidak semua orang suka dengan keburukan. Kebaikan dan keburukan bagaikan dua kutub yang saling berjauhan yang tidak akan mungkin bersatu.

Setelah anda merasa bahwa situasi lingkungan kerja yang sudah tidak lagi kondusif maka anda memutuskan untuk keluar dari pekerjaan. Meskipun keputusan ini mungkin terlalu cepat diambil, tapi sudahlah.. anda tidak perlu menyesali apa yang sudah terjadi karena itu semua sudah menjadi ketentuan Allah swt. Yang sekarang harus anda lakukan adalah menatap masa depan anda dan kemudian menulisnya kembali dengan tinta emas kehidupan anda. Tentunya, ini bukanlah perkara yang mudah tapi memerlukan perjuangan dan usaha keras untuk tetap tegar menghadapi berbagai rintangan yang siap menghadang.

Pada saat yang bersamaan ada ujian lainnya yang tidak ringan, yaitu tuntutan isteri dan mertua anda untuk segera menyediakan rumah. Memang ujian ini terasa berat namun yakinilah bahwa Allah swt akan menaikan derajat anda ke tempat yang lebih tinggi lagi manakala nada bersabar dalam melewatinya. Sabda Rasulullah saw,”Sesungguhnya seorang hamba yang sudah dituliskan baginya suatu derajat dari Allah dan ia belum sampai kepadanya dengan amalnya maka Allah akan mengujinya pada badannya atau hartanya atau anaknya.” Abu Daud mengatakan,’Ibnu Nuqoil menambahkan,”kemudian Allah memberikan kesabaran kepadanya terhadap ujian itu kemudian dia pantas (untuk derajat itu) sehingga Allah menyampaikannya kepada derajat yang telah dituliskan baginya dari Allah swt.” (HR. Abu Daud)

Mungkin ada beberapa langkah yang bisa anda coba untuk menghadapi ujian-ujian diatas:

1. Meyakini bahwa apa yang telah terjadi adalah ketentuan Allah swt.

Keyakinan seperti ini akan dapat menghindarkan diri anda dari penyesalan yang berkepanjangan atau keputus-asaan yang dapat menghambat langkah-langkah anda selanjutnya. Keyakinan seperti ini justru akan memunculkan sikap optimis akan jalan keluar yang akan diberikan-Nya kepada anda. Firman Allah swt,” Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa Kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah pelindung Kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal." (QS. At Taubah : 51)

2. Bertawakal kepada Allah swt.
Tawakal adalah menyerahkan sepenuhnya urusan anda kepada Allah swt. Terlebih lagi anda meyakini bahwa yang melatarbelakangi anda keluar dari pekerjaan adalah dikarenakan kebenaran yang coba anda tegakkan disekitar tempat kerja anda maka tawakal menjadi hal utama, sebagaimana firman Allah swt,” kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS. Al Imron : 159)

Tentunya tawakal tidaklah meniadakan sebab. Manusia dituntut Allah swt untuk melakukan ikhtiyar (berusaha keras) dalam merubah keadaan yang sedang diujikan Allah kepadanya, namun bagaimana hasil dari ikhtiyarnya tersebut maka ia harus menyerahkan sepenuhnya kepada Allah swt, karena cukuplah Allah swt baginya. Firman-Nya,”Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath Tholaq : 3)

Imam Ahmad pernah ditanya tentang seseorang yang hanya duduk di rumahnya atau di masjid saja, orang itu mengatakan,”Aku tidak bekerja (mencari) sesuatu sehingga Allah memberikan rezeki kepadaku.’ Imam Ahmad kemudian berkata,”Ini orang yang bodoh dan tidak berilmu. Sesungguhnya Nabi saw bersabda,”Sesungguhnya Allah swt menjadikan rezeki dibawah lemparan tombak (usaha).” Dan beliau juga bersabda,”Seandainya engkau bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal pasti Allah akan memberikan rezeki kepadamu sebagaimana Dia memberikan rezeki kepada seekor burung yang keluar di awal petang dalam keadaan lapar dan kembali di akhir petang dalam keadaaan kenyang.” (HR. Ahmad). Kisah ini disebutkan Ibnu Hajar didalam kitabnya Fathul Bari.

3. Bersabar
Sabar bukanlah sikap untuk berpangku tangan tanpa ada usaha mencari solusi tapi sabar adalah sikap yang mendorong seorang muslim untuk berusaha mencari solusi dari suatu permasalahan yang sedang dihadapinya. Sabar tatkala menjalani langkah-langkah solutif, sabar dengan segala rintangan dan cobaan yang ada baik yang datang dari internal anda (diri sendiri atau keluarga) maupun yang datang dari eksternal (lingkungan) dan sabar untuk tidak tergesa-gesa mendapatkan hasil.

Janji Allah swt buat orang yang sabar disebutkan didalam firman-Nya,”Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar : 10) Imam Asy Syaukani dalam mentafsirkan ayat ini mengatakan,”Hasilnya; adalah bahwa ayat ini menunjukkan pahala bagi orang-orang yang bersabar dan pahala bagi mereka tidaklah terputus, karena segala sesuatu yang termasuk dalam hitungan berarti terputus, adapun yang tidak bisa terhitung maka ia adalah tidak terputus. Inilah pahala yang besar dan mulia.” (Fathul Qodir, juz IV hal. 454)

4. Memperbanyak doa
Hal yang tidak kalah penting bagi seorang mukmin saat mendapatkan ujian adalah terus meminta petunjuk dan jalan keluar dari Allah swt melalui doa-doa yang dipanjatkan setiap pagi dan petang, terutama pada waktu-waktu atau di tempat-tempat yang terbaik untuk berdoa, seperti setelah sholat fardhu, diantara adzan dan iqomat, di masjid dan lainnya. Seringnya doa-doa yang dipanjatkan seseorang menujukkan bahwa dirinya lemah dan membutuhkan Yang Maha Kuat, dirinya rendah membutuhkan Yang Maha Mulia, dan dirinya faqir membutuhkan Yang Maha Kaya yaitu Allah swt.

Allah marah terhadap hamba-hamba-Nya yang tidak pernah meminta kepada-Nya, sebagaimana sabda Rasulullah saw,”Siapa yang tidak meminta kepada Allah maka Dia marah.” (HR..). Seseorang yang tidak mau berdoa atau meminta kepada Allah dianggap sebagai orang yang takabbur, sombong dan merasa dirinya sudah cukup mampu padahal Allah ciptakan manusia dalam keadaan lemah, faqir serta mudah berkeluh kesah.

Hendaklah doa yang dipanjatkan disertai dengan keyakinan bahwa Allah swt pasti akan mengabulkannya karena Dia swt tidak akan pernah menyalahi janji-Nya.”Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina". (QS. Al Mukmin : 60)

5. Menjalin silaturahim
Menjalin hubungan silaturahim selain juga dapat memperpanjang umur seseorang ia juga sarana untuk mendatangkan rezeki dari Allah swt. Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh ra berkata,” Saya mendengar Rasulullah saw bersabda,”Siapa yang ingin agar Allah swt membentangkan baginya rezeki-Nya dan dimundurkan ajalnya maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim.” (HR. Bukhori)

Dan ini bisa dibuktikan bahwa seseorang yang senantiasa menjaga hubungan baik dengan banyak orang lebih besar kemungkinannya untuk mendapatkan keuntungan atau rezeki ketimbang orang yang hanya berdiam diri di rumah dan kurang bergaul dengan orang lain. Kawan anda adalah keran rezeki anda.

6. Memberikan pengertian kepada isteri dan mertua
Anda harus sering membangun komunikasi dengan isteri dan mencoba untuk memberikan pengertian kepadanya dengan menyampaikan lima poin diatas.

Anda juga perlu menyampaikan kepada mereka bahwa Allah swt lah yang melebihkan rezeki sebagian orang atas sebagian yang lainnya diluar kuasa manusia sedang manusia hanya diminta untuk berikhtiyar, termasuk apa yang terjadi antara anda dengan adik ipar anda. Hal lain yang perlu juga disampaikan adalah bahwa perceraian bukanlah solusi justru ia hanya akan menambah beban permasalahan, terlebih lagi perceraian yang terjadi bukan dikarenakan hal-hal yang prinsip didalam agama, karena perceraian adalah hal yang halal yang paling dibenci Allah swt.

Justru yang saat ini dibutuhkan adalah bagaimana anda berdua bisa saling memahami, saling mengerti dan saling bahu membahu untuk mengatasi permasalahan ini dengan sama-sama terus mendekatkan diri kepada Allah swt. Semakin banyak orang yang mendekatkan dirinya kepada Allah dari keluarga anda maka semakin mudah jalan keluar itu datang, insya Allah.

Namun demikian untuk menyampaikan itu semua anda perlu memperhatikan hal-hal berikut :
a. Mencari waktu yang tepat.
Sering kali suatu pesan tidak mengenai sasaran dikarenakan disampaikan pada waktu yang kurang tepat, mis; pada saat dia lelah setelah mengerjakan pekerjaan rumah, saat dia sibuk dengan urusan anak-anak atau yang lainnya. Karena pada saat seperti itu biasanya dia akan menanggapinya secara emosional tidak dengan fikiran yang jernih dan hati yang siap menerima.

b. Mencari tempat yang tepat.
Ada satu ungkapan yang berbunyi,”Setiap pembicaraaan ada tempatnya sendiri.” artinya diterima tidaknya pesan seseorang juga dipengaruhi oleh tempat dimana hal itu disampaikan.

c. Cara penyampaian teguran yang tepat.
Gunakanlah kata-kata yang pas untuk menyampaikannya, hindari kata-kata yang bisa membangkitkan emosi atau amarahnya. Hindari pula kata-kata yang mengandung penyesalan atas apa yang sudah terjadi, seperti; “Coba kalau dahulu saya tidak menegurnya mungkin tidak akan terjadi seperti sekarang ini!” hal ini akan memunculkan keputus-asaan dalam dirinya karena kalimat itu keluar dari sang kepala rumah tangga yang menjadi tulang punggung keluarga. Sebaliknya gunakanlah kata-kata yang bisa membangun motivasti untuk bangkit walaupun perasaan anda mungkin berat dan bergejolak.

d. Bertahap dalam penyampaian.
Manusia memiliki keterbatasan untuk menanggung suatu beban. Seorang pengangkat besi dapat melakukan angkatan yang berat tentunya diawali dengan latihan mengangkat beban-beban yang lebih ringan dahulu dalam beberapa waktu hingga ia mempunyai kesanggupan untuk mengangkat beban yang berat yang diinginkan.

Untuk itu sampaikanlah semua pesan diatas dengan cara bertahap disesuaikan dengan kondisi dirinya. Satu atau dua pesan yang disampaikan dalam suatu waktu akan lebih bisa diterima dan lebih mungkin dijalani untuk waktu yang lama ketimbang sekian banyak pesan yang disampaikan dalam satu waktu namun mudah terlupakan dan tidak akan tahan lama jika dijalani.

Demikianlah beberapa kiat yang bisa anda coba, semoga Allah swt selalu memberikan petunjuk dan kekuatan kepada anda sekeluarga dalam menghadapi cobaan ini. Dan semoga Allah swt memasukkan anda sekeluarga kedalam golongan orang-orang pilihan-Nya yang akan menempati kedudukan yang tinggi baik di dunia maupun di akherat. Amin.

Wallahu A’lam