Bertawakal Kepada Selain Allah, Yang Membatalkan Syahadatain (1)

Bertawakal Kepada Selain Allah, Yang Membatalkan Syahadatain (1)

Sering kita mempelajari mengenai penyebab akan batalnya wudhu, sholat , puasa , haji dan lain lainnya, tapi jarang sekali kita membahas mengenai sebab sebab batalnya keimanan dan syahadatain , terkait dengan itu, kami kembali menulis ulang mengenai apa dan kenapa syahadatain tersebut menjadi batal dan terjerumus kepada bahaya syirik, Tulisan dibawah ini ditulis oleh Ulama Syiria, Almarhum Said Hawwa secara berseri, yang dikutip dar buku fenomenalnya Al Islam, semoga peringatan beliau yang berdasarkan nash nash ayat ayat Al Quran dapat membuat kita semua tersadarkan akan bahaya batalnya keimanan, semoga Allah menjaga kita semua untuk tetap memegang teguh cahaya keimanan di akhir zaman ini,..Aamiin.

Hal Hal Yang Membatalkan Syahadatain :

1. Bertawakal dan bergantung pada Selain Allah

Berdasarkan firman Allah :

“ … dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal jika kamu benar benar orang yang beriman.” (Al Maidah :23)

“Sesungguhnya Allah telah menolong kamu dibeberapa banyak tempat dan pada peperangan Hunain, tatkala kamu sombong dengan banyaknya jumlah kamu, tetapi tidak berfaedah bagi kamu sedikitpun, dan jadi sempit bagi kamu bumi yang luas itu, kemudian kamu berpaling sambil mundur.” (AtTaubah :25)

Dalil ini berpedoman pada pengertian Laa ilaha illa Allah yang maknanya antara lain tidak akan melakukan permohonan untuk ketenangan dan kekuatan selain kepada Allah SWT.

Tawakal bukan berarti meninggalkan kerja. Bahkan Allah SWT menyuruh kita bekerja, tetapi kita dilarang menggantungkan hidup kita pada pekerjaan itu.

Allah telah menyuruh mempersiapkan perlengkapan perang, tetapi Allah juga menyuruh kita untuk menggantungkan segala kehidupan kita hanya kepada Nya. Allah menyuruh kita bekerja dan berusaha, tetapi Ia menyuruh kita beriman bahwa Dia lah yang memberi rezeki. Dia menyuruh berobat, tetapi dengan syarat kita berkeyakinan bahwa yang menyembuhkannya hanyalah Allah SWT.

Ringkasnya, barangsiapa yang bekerja, berusaha dan berihtiar dengan tidak bertawakal dan bergantung kepada Allah, ia telah merusak syarat tadi. Sebaliknya orang yang bertawakal dan bergantung kepada Allah, tetapi tanpa daya usaha, juga ia telah merusak salah satu syarat tadi.

Disini dapat diandaikan suatu perbedaan antara orang kafir dan orang mukmin. Orang kafir, ia membanting tulang dan mengerahkan segala tenaga dan berusaha, orang mukmin juga membanting tulang dan mengerahkan segala tenaga serta berusaha, tetapi orang orang kafir, ia tidak menggantungkan harapannya kepada Allah SWT, bahkan ia menggantungkan kepada usahanya. Sebaliknya seorang muslim disamping usahanya tersebut ia menggantungkan segala harapannya kepada Allah SWT.

Bergantung dengan sebab dan melupakan bahwa yang mengizinkan sebab itu berproses adalah Allah termasuk maksiat. Bergantung kepada sebab dan disertai keyakinan bahwa sebab sebab itu tidak ada hubungannya dengan Allah adalah syirik yang dapat menghancurkan syahadatain. Dalam Al Quran banyak disebutkan tentang masalah ini yang antara lain seperti dalam firmannya :

“Maka bukan kamu yang membunuh mereka, tetapi Allah yang membunuh mereka; bukan engkau yang melempar, tetapi Allah lah yang melempar…(Al Anfal 17)

“…dan kemenangan itu tidak ada melainkan dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (Al-Imran 126)

“ Sesungguhnya Allah lah Pemberi rezeki, Yang mempunyai kekuasaan, Yang Sangat Teguh (Adz Dzariat 58)

“ Dan apabila aku sakit, maka Ia sembuhkan aku” (Asy Syuara 80)

“Tidakkah engkau lihat bahwa Allah telah menurunkan air dari langit, lalu jadilah bumi ini hijau segar? Sesungguhnya Allah maha Halus lagi maha Mengetahui (Al Hajj 63)

Kita harus menyakini bahwa Allah menjadikan sebab musabab di dunia ada fungsinya (peranan atau tugasnya) dan harus percaya bahwa Allah lah yang menjadikan semua itu. Allah berfirman,

“ Allah Yang Menciptakan segala sesuatu, dan Ia Pemelihara atas segala sesuatu (Az Zumar 62)

Barangsiapa yang mengingkari sebab sebab dan menganggap tidak ada gunanya adalah Kafir. , sebaliknya yang meyakini bahwa sebab sebab itu memiliki pengaruh sendiri adalah Syirik. (dz)