Semangat Nasionalisme Sekuler , Yang Membatalkan Syahadatain (3)

Semangat Nasionalisme Sekuler , Yang Membatalkan Syahadatain (3)

3. Melakukan Sesuatu Untuk Selain Karena Allah

Hal ini sangat tidak disukai oleh Allah berdasarkan firmanNya :

“Katakanlah , “ Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku adalah untuk Allah, Tuhan semesta alam” (Al An’am :162)

Berdasarkan ayat tersebut kita tegaskan keyakinan bahwa tidak ada ibadah atau penghambaan yang disembah kecuali Allah SWT. Tidak ada peribadahan yang dipersembahkan, kecuali hanya untuk dan karena Allah SWT.

Pengertian ibadah disini tidak hanya terbatas pada masalah masalah shalat, zakat, puasa dan haji, tetapi mencakup semua pekerjaan yang dilakukan di atas syariat yang ditujukan dan diperuntukkan karena Allah SWT adalah termasuk ibadah. Sebaliknya setiap pekerjaan yang dimaksudkan karena hendak berbakti pada selain Allah yang memang dimurkai Allah adalah syirik. Dibawah ini akan dijelaskan beberapa contoh pekerjaan yang termasuk dalam kategori syirik dalam masalah ini.

Antara lain berkhidmat untuk menegakkan nasionalisme (Kebangsaan) dan menjadikannya sebagai tujuan utama dalam perjuangan hidup; seperti berperang karena untuk mempertahankan bangsa (nation), berpropaganda agar orang mendukung ide nasionalisme serta cita cita nasionalisme, berjuang dan bekerja demi kebangsaan, dan menanamkan semangat fanatisme kebangsaan yang mendalam. Penumpuan dan konsep hidup semacam itu adalah pandangan atau konsep hidup syirik. Karena Allah SWT telah menyuruh bekerja, berkhidmat , berjihad, dan berperang karena Allah SWT semata. Kaum muslimin dibenarkan berusaha memperbaiki bangsanya atas dasar apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. Maka apabila bangsanya itu kafir, saat itu pula kaum muslimin tidak boleh berkhidmat lagi, bahkan kalau ia berkhidmat pada bangsa kafir dianggap sebagai penghianatan terhadap diri dan Islam.

Bekerja semata mata untuk kemajuan Negara juga termaksud dalam kategori syirik, kaum muslimin tidak boleh meletakkan gantungannya kepada negaranya, kecuali tujuan Negara dan orang orang yang memerintahnya semua bertujuan Islam dan karena Allah semata. Apabila kita bekerja untuk kebaikan Negara dan penduduknya yang Islam maka pekerjaan kita itu sesuai dengan perintah Allah, tetapi apabila kita meletakkan kenegaraan sebagai tujuan perjuangan didalam pekerjaan kita dan tidak mau meniatkan kepada Allah, maka pada dasarnya orang yang melakukannya itu sudah termasuk dalam kategori syirik. Allah telah memandang hina terhadap orang orang atau bangsa bangsa yang menggantungkan keyakinannya kepada Negara. Allah berfirman,

Dan jika Kami wajibkan atas mereka,”Bunuhlah diri dirimu atau keluarlah dari kampung kampungmu,”niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka, padahal jika mereka kerjakan apa yang dinasehati kepada mereka, niscaya adalah lebih baik buat mereka dan lebih kuat ketetapan (iman mereka)”. An Nisa : 66

Suatu pekerjaan atau apa saja yang dibuat atas dasar kepentingan meninggikan citra atau syiar Negara, kesatuan Negara, dan berjuang habis habisan untuk kepentingan Negara adalah syirik. Akan tetapi jika dasar pekerjaan dan usaha itu atas dasar neraca keimanan kepada Allah dalam rangka berusaha melaksanakan perintah Allah, dan menjaga kepentingan Negara semata mata hendak mempertahankan pelaksanaan perintah Allah atas dasar tujuan berbakti kepada Allah, ini jelas termasuk dalam kategori ibadah.

Suatu pekerjaan yang dijalankan atas dasar untuk kemanusiaan semata adalah termasuk syirik, karena ia telah memalingkan konsep atau pengertian hidupnya dari Allah , yang semua orang harus menumpukkan segala pekerjaannya hanya untukNYa.

Akan halnya slogan ilmu untuk ilmu, sastra untuk sastra, dan seni untuk seni, adalah juga termasuk perbuatan syirik. Pokoknya setiap slogan atau symbol yang diluar niat untuk menyembah Allah adalah syirik. (Al Islam Jilid 1, Said Hawwa)