Kembalinya Produktivitas Muslimah ke Rumah

Bismillahirrahmannirrahim…
Di dunia saat ini ada ekonomi yang sangat besar yang diincar bukan hanya Negara muslim tapi juga Negara non muslim yaitu dibidang ekonomi Halal. Banyak istilah untuk ekonomi halal, ada yang mengatakan ekonomi islam, ada ekonomi halal atau yang banyak disebut adalah Islamic Financial Food and Lifestyle (IFFL). Besarnya nilai ekonomi IFFL ini nilainya mencapai USD$ 4.4 Trilyun untuk tahun depan diseluruh dunia. Dengan nilai yang sangat besar, nilai tersebut diincar oleh Negara-negara muslim termasuk Negara non muslim misalnya Jepang, Thailand, Inggris, dan lain-lain.
Jumlah Umat Islam dengan yang begitu besar, belum berperan sepenuhnya dalam menggarap “economic share” ini, dapat kita melihat contohnya disalah satu sisi yang belum digarap oleh umat Islam ini. Dari nilai USD$ 4.4 Trilyun ini didalamnya yang terbesar adalah dari segi Finansial sebanyak 40%. Di dunia finansial Negara muslim banyak mendirikan bank-bank berlabel Syariah tapi dibelakang bank syariah tersebut masih konvensional, artinya muslim dari satu sisi masih dianggap sebagai “Pasar” bukan sebagai “Pelaku”. Semua orang ( Muslim ) bekerja untuk menggarap industri yang nilainya USD$ 4.4 trilyun, tapi hanya sebagai pasar. Karena muslim belum bayak berperan secara dominan di industrinya ini sendiri terutama dari sisi kapital.
Begitu juga untuk industri dibidang Makanan, industri makanan begitu besar dikelola oleh non muslim, meskipun labelnya adalah Halal. Di Indonesia banyak restoran Fastfood berdiri dengan label Halal, tapi kita mengetahui siapa pemilik dari resto-resto tersebut. Umat muslim lagi lagi sebagai pasar.
Oleh sebab itu bagaimana cara muslim meraih kembali pangsa pasar ini agar muslim tidak hanya sebagai pasar tapi sebagai Pelaku, kita juga melihat ini semua adalah kebutuhan kita. Yang paling pantas untuk memenuhi kebutuhan kita adalah kita sendiri. Baik itu dari sisi Finansial maupun dari sisi usaha makanan. Seperti kita ketahui dari nilai USD$ 4.4 trilyun diseluruh dunia, 40% adalah di dunia finansial, 30% dari dunia food (makanan) dan sisanya 30% adalah Lifestyle ( tourism, fashion, dan lain-lain ).
Oleh sebab itu merupakan tantangan tersendiri bagi muslim di Indonesia untuk mengelolanya. Bagaimana cara muslim mengelolanya ?
Pada masa di awal perkembangan Islam, umat muslim cenderung sangat produktif. Bahkan dikalangan para sahabat, Mereka bertanya berapa anakmu ? yang ditanya menjawab “ada 3 anak perempuanku “ yang bertanya berkomentar “Engkau orang kaya ”. Mengapa keluarga yang mempunyai anak perempuan semuanya dianggap orang kaya ?, Karena Produktivitas itu dirumah, karena wanita-wanita muslimah berproduksi dirumah. Memproduksi kerajinan, kebutuhan dan lain sebagainya.
Gerakan yang diprakarsai oleh “HOMADE” untuk mengajak muslimah kembali produktif adalah sangat baik. Wanita muslimah banyak yang bisa memproduksi dirumah, antara lain adalah produk produk berbasis teknologi, design, konsultan, karya-karya produk kreatif. Rata-rata yang bisa dilakukan dirumah, sudah tentu adalah makanan. Makanan paling mudah dan baik di produksi dirumah, memang makanan yang terbaik adalah di produksi dirumah. Makanan/masakan itu seperti art atau seni , para wanita muslimah yang hobi masak, sangat suka sekali jika masakan/makanannya disukai banyak orang. Hal ini bisa di elaborasi antara market place yang difasilitasi oleh “HOMADE” dan wanita-wanita muslimah yang mempunyai keahlian memasak, amat sangat sejalan dengan misi Islam, agar umat muslim berjaya, agar kita mempunyai dignity, punya kehormatan. Wanita-wanita muslimah punya kegiatan dirumah, bisa berkarya maksimal, dengan kualitasnya semaksimal mungkin, setinggi mungkin, sesehat mungkin, sebersih mungkin. Itu yang akan menjadi asupan makanan untuk generasi generasi unggul kedepan. Jadi kegiatan “HOMADE” sejalan dengan misi Islam, sejalan dengan nilai-nilai Islam, untuk menjaga aurat wanita kembali ke rumahnya masing masing tapi tetap bisa berproduktif.
“HOMADE” adalah jalan bagi wanita wanita muslimah untuk kembali tetap bisa berkarya, berproduktif dirumahnya masing-masing. Sekaligus untuk menyiapkan generasi kedepan yang lebih unggul dengan menyiapkan makanan yang lebih baik, lebih sehat lebih terjamin kehalalannya dan juga tentu harus lezat. Disatu sisi wanita bisa berkarya tanpa perlu meninggalkan nilai nilai kewanitaannya dan keIslamannya. Itulah point penting dari misi “HOMADE” ini.
“HOMADE” merupakan market place bagi wanita wanita muslimah untuk menyajikan karya karya terbaiknya dari rumah merupakan solusi dijaman ini. Wanita wanita muslimah bisa tetap berkarya maksimal tanpa perlu meninggalkan tugas dan tanggung jawabnya dirumah masing masing. Mengembalikan produktivitas bagi muslimah kembali kerumah masing masing.

 

(sumber : Ustadz Muhaimin Iqbal)

Ini videonya :

https://www.youtube.com/watch?v=nE1x0mMuofI