Episode Seperti Nabi Nuh dan Asiyah

nuh kapal

 

 

 

 

 

Eramuslim.com

Oleh : Zahrotul Makwa (Penggiat CIIA Devisi Kajian Parenting)

Tak seorangpun anak manusia menginginkan hidup sengsara. Semua orang menghendaki untuk bahagia dunia akhirat. Pun dengan makhluk bernama pria dan wanita saat keduanya sepakat untuk menikah dan membangun maghligai rumah tangga. Sepasang pengantin baru saling berharap, pasangannya bisa menjadi teman hidup yang ideal, bisa ikhlas menerima keterbatasan dan kelemahan masing-masing, serta dapat saling membahagiakan. Kedua mempelai saling menaruh harapan, pasangannya adalah orang shaleh, yang istiqomah menetapi kebenaran, selalu bersama dalam menaatiNya, dan senantiasa ada untuk berbagi.

Sang pengantin pasti menginginkan pernikahan yang penuh keberkahan, sakinah mawaddah warahmah, tak terpisahkan sampai kakek nenek. Sang istri menaruh harapan besar, bahwa suami pilihan akan menjadi imam, qowwam yang baik sesuai yang Allah tuntunkan. Demikian juga sang suami, sangat mendamba istrinya adalah wanita shalihah yang selalu menaati suami, menyenangkan kala dipandang dan meneduhkan kala bersua.

Tak ada seorangpun wanita yang mau memiliki suami yang ternyata laksana raja lalim. Tak ada yang menginginkan menjadi seperti Asiyah yang bersuamikan Firaun lelaki angkuh, pembangkang terhadap Tuhannya. Begitu juga lelaki, tak ada satupun yang menghendaki jika ternyata sang istri seperti istri nabi Nuh. Istri yang tak menaati suaminya, dan berani melanggar aturan Allah.

Namun inilah hidup, selalu saja ada perkecualian. Karena hidup terus berputar, ada pendosa yang kemudian bertobat. Ada pula orang shaleh yang berubah haluan dan memilih berteman dengan makhluk terkutuk bernama syetan. Ada ujian hidup bagi setiap manusia, baik ujian nikmat maupun musibah, untuk menyeleksi mana manusia sungguh-sungguh beriman dan mana yang hanya di dalam ucapan.

Memang ada wanita-wanita yang ditaqdirkan Allah untuk menjalani episode hidup layaknya Asiyah. Kasus-kasus pemurtadan bisa menjadi contoh paling mudah dalam fakta di masyarakat. Banyak wanita yang setelah beberapa waktu menikah, ternyata sang suami berubah 180 derajat. Menyuruh istri murtad dan membangkang Allah dengan ancaman dari suami yangĀ  amat merugikan dan mendhalimi istri. Sekalipun sang istri adalah wanita shalihah dan awalnya si suami pun tampak seperti pria baik yang sungguh-sungguh berislam.

Demikian juga, ada lelaki pilihan yang Allah taqdirkan untuk memiliki istri yang ternyata jauh dari kriteria istri shalihah. Sekalipun awalnya sang istri didapati dalam majelis taklim, sempurna berhijab bahkan aktifis dakwah pula. Ada lelaki yang harus menjalani episode hidup seperti nabi Nuh.