“ Sederhana” di Kala Kaya dan Fakir

muslimah bayanganWahai saudariku..sikap seorang muslimah yang selalu bersikap sederhana penuh syukur   dapat menghindarkan dirinya dari Adzab Allah.

Annas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda :

“Tiga hal yang menyelamatkan: Takut kepada Allah dalam kondisi tersembunyi dan terang-terangan, bersikap adil di kala ridha dan marah, hidup sederhana di kala fakir dan kaya..”

“Al qasdu” atau bersikap menengah dalam segala hal . Kata menengah – memberikan arti jauh dari sifat berlebih-lebihan dan juga terhindar dari sikap pelit. Melebihi standar adalah berlebihan dan kurang dari seharusnya adalah pelit..Keduanya dicela oleh syariat yang hanif ini.

Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman :

Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan pula kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan  dan menyesal (AL Isra;29).

Sosok wanita yang boros (berlebihan) di atas digambarkan dengan orang yang terlalu mengulurkan tangan, sehingga tak ada sesuatu pun yang  tersisa di tangannya. Sosok demikian hanya akan mendapatkan kerugian dan penyesalan.

Sosok kedua adalah wanita muslimah yang taat beragama dan berahlak mulia, akan senantiasa hidup bersahaja selamanya. Ketika bergembira apa yang dilakukannya …? tidak dengan mengumbar pekikan ataupun bersuka ria dicafe dan pesta, tetapi ia ingat kepada Rabb dan bersyukur kepada-Nya.     Dan dikala sedih ?…ia bersabar dan ridho atas bencana yang menimpanya, dikala sebagian lain muslimah kita ber-curhat di media sosial atau kepada teman yang tidak membawa kebaikan dan solusi untuknya . Tidak pernah terdengar darinya kecuali kalimat hamdalah.

Alhamdulillah yang telah mengkaruniakan nikmat kepadaku setelah kefakiran

Alhamdulillah yang telah menolongku setelah lemah

Alhamdulillah yang telah membuatku sehat setelah sakit

Alhamdulillah yang telah memudahkanku setelah susah

Begitu pula di kala kaya dengan kelapangan dan kenikmatan hidup , kalimat syukur selalu diucapkannya .

Pun  ketika fakir ia tak akan melupakan ketaatan kepada Rabbnya dengan dalih sibuk mencari nafkah, dan tidak akan surut mencari ridhaNya dengan alasan sulitnya cobaan. Akan tetapi muslimah  dalam kondisi demikian mencapai puncak ridha dari Rabbnya terhadap qadha dan qadarNya. Ia senantiasa berkaca saat duka lara , menutupi apa yang telah menimpa dan tidak pernah mengadu kepada seorang pun kecuali kepada Rabbnya, mengadukan padaNya akan penderitaan dan kesedihan serta mengharap maaf dan ridhaNya.

Wahai saudariku..

Apakah kamu telah meraup manfaat dengan hal yang menjamin keselamatan di atas? Inilah yang sesungguhnya yang kita butuhkan kelak dan idam-idamkan… Wallahu’alam

(Majdi Fathi As-Sayyid;Penghapus dosa-dosa wanita , al Kautsar)