Harapan Seorang Suami, Bila Blackberry Jadi Ditutup

ilustrasi seorang istri menggunakan Blackberry

Pak Rusdy menyenggol tangan istrinya berkali-kali, kemudian marah-marah ketika sang istri hanya melihat pada apa yang ditunjuk pak Rusdy. Matanya kembali beralih pada Blackberry yang ada dalam genggamannya sambil tetap senyum-senyum sendiri. Sontak pak Rusdy marah, merasa istrinya tidak memperdulikan apa yang diucapkannya serta tidak memperhatikan apa yang menjadi concern-nya. Sebetulnya perhatian pak Rusdy bagus untuk disimak oleh istrinya. Mereka adalah sepasang suami istri yang sudah memiliki tiga cucu dan ketiga cucu mereka yang lucu-lucu itu usianya masih balita.

Pada suatu hari, sang cucu memiliki sandal yang bisa berbunyi bila dipijak, lalu terlihat seorang anak kecil lain mempunyai sandal persis dengan yang dipunyai cucunya sedang berusaha meloloskan kakinya dari sandalnya yang bisa bunyi sendiri ketika dipijak itu dari jeratan roda trolly di sebuah supermarket. Betapa ngerinya melihat tangan-tangan mungil itu barada diantara jaring-jaring roda troly untuk melepaskan sang sandal, sementara ibunya masih asyik memainkan Blackberry disebelah anaknya.

Pak Rusdy bermaksud mengingatkan istrinya, “tuh bu, lihat anak kecil itu bisa terluka tangannya bila sang ibu tanpa sadar mendorong trolly belanjaan, sementara tangan mungil anaknya ada diantara jeruji roda trolly dikarenakan sang ibu masih asyik saja menatap wajahnya ke Blackberry dengan tangan sibuk menekan tombol Blackberry.

Amarah pak Rusdy yang ingin mengingatkan istrinya sendiri, dimana sudah 6 bulan ini sang istri mengenal dunia maya melalui Blackberry semakin memuncak. Hal ini dikarenakan istrinya tidak menghiraukan ucapannya, mungkin karena masih tanggung dengan berbagai kalimat yang ingin disampaikan pada kawan-kawannya.

Memang perangkat Blackberry dengan iming-iming harga murah hanya 99 ribu sebulan penuh, dimana pengguna bisa memakai dengan sepuasnya chatting dengan kawan kawan sesama pengguna Blackberry, ikutan dalam grup yang dibuat bermai-ramai, ikutan grup yang hobby masak, grup yang hanya untuk para perempuan saja, grup kawan SD, grup kawan smu, grup kawan kampus dulu, dan grup pengajian, membuat mata siapapun menjadi asyik membaca semua tulisan yang tampil dilayar Blackberry dan tulisan itu tidak pernah berhenti, bahkan ketika sang istri sudah tertidur sekalipun.

Pak Rusdy ingat sekali, setiap pagi, ketika terbangun, yang dicari oleh istrinya adalah kacamata baca dan refleks tangannya mencari Blackberry. Juga ketika di mobil, sang istri asyik dengan dunianya sendiri, sementara sang suami menyetir sambil mendengarkan alunan musik di radio atau mendengarkan berita-berita dari radio, tidak ada lagi diskusi menanggapi ini dan itu, jalanan yang macet, hujan yang turun deras, pengendara sepeda motor yang berteduh dibawah jembatan dengan menggendong anak dalam pelukan atau sekedar bercerita tentang anak-anak mereka yang sudah pisah rumah dan memiliki rumah tangga masing masiang.

Selama ini pak Rusdy sabar saja mendapati istrinya yang masih sangat gembira dan terpesona dengan Blackberry-nya. Pak Rusdy berpikir, "akh, mungkin hanya sebentar saja, isriku kan biasa seperti itu, wanita biasa begitu, bila ada barang baru maka akan sedikit lupa pada suaminya dan asyik dengan benda barunya, sama seperti ketika istriku dibelikan oven listrik yang cepat memanggang, maka setiap hari istriku membuat kue macam-macam dan sebentar-sebentar ke dapur, melongok oven barunya. Namun setelah sebulan lebih, rasa bosan dan malas serta sudah cukup, membuat istriku kembali seperti semula, dan tidak lagi memperhatikan oven barunya."

Pak Rusdy berpikir bahwa istrinya selalu gembira dan sejenak melupakan sang suami karena asyik dengan benda baru yang dimiliknya. Biasanya tidak lama kemudian, sang istri akan bosan dan bersikap biasa-biasa saja terhadap benda baru yang dimilikinya, entah itu oven, atau seperangkat panci, ataupun alat pengiris buah yang bisa dilipat kecil, dan lain-lain. Namun perkiraan pak Rusdy terhadap benda baru milik istrinya yang bernama Blackberry ternyata salah besar. Sebulan ditunggu, bahkan sampai akhirnya mencapai 6 bulan sudah, pak Rusdy merasa asing dengan istrinya. Sang istri semakin hari semakin larut dengan dunianya dan terus-menerus mengomentri, memberi tanggapan, mengontak kawan dan juga memforward ke sana ke sini, tidak ada habisnya. Pak Rusdy merasakan bahwa istrinya ada, namun jiwanya sudah tidak ada disisinya. Pikiran istrinya mengembara kemana-mana. Kecemburuan pak Rusdy yang orangnya memang tidak suka bertengkar denagn suara keras, terjawab sudah, ketika suatu saat sang istri ditemui sedang bercanda ria dan membalas dengan seorang kawan prianya yang diakui sebagai bekas pacarnya dahulu di SMU 67.

Pak Rusdy menegur baik-baik sang istri dan istrinya pun mengelak, kemudian alhamdulillah menghentikan chatting yang tidak baik dengan sang pria, walaupun sang istri belum menghentikan penggunaan Blackberry seratus percent. Dalam hati pak Rusdy yaitu menyalahkan anaknya yang membelikan hadiah Blackberry pada ibunya yang berulangtahun 6 bulan lau, dengan alasan “ibu bisa melihat gambar rumah kami di kota solo,” rumah anaknya yang sudah 6 tahun pindah ke solo, dan memberi 2 cucu mungil. “Selain itu ibu juga bisa melihat gambar cucu-cucu ibu yaa, dari sini nih bu, caranya begini…” Ryan, anak sulung pak Rusdy mengajarkan sang ibu menggunakan Blackberry.

Awal-awal memang Ryan rajin mengirim gambar untuk sang ibu, namun semakin lama sang ibu terlihat lebih asyik dengan dunianya yang lain bersama kawan-kawannya.

Sehubungan dengan adanya berita mengenai akan ditutupnya Blackberry membuat sang istri menjadi uring-uringan dan ikut mengutuk sang mentri. Namun sebaliknya dengan pak Rusdy, dalam hatinya berdoa, semoga Blackberry jadi ditutup ya Allah walaupun hanya seminggu, agar istriku melupakan keasyikannya menggunakan blcakberry dan dalam waktu seminggu vakum dari balckberry aku akan bicara dari hati ke hati secara terus-menerus padanya tentang bagaimana perasaanku sebagai suami ketika dia mendahulukan berkomunikasi dengan Blackberry daripada berkomunikasi denganku suaminya sendiri.

“Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasehatku jika Aku hendak memberi nasehat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan." (QS. Huud [11] : 34)