Ketika Lelaki Lebih Didahulukan Daripada Wanita

Di masjid al Hidayah itu tak ada tempat buat wanita, Irsyad menjelaskan pada sang Bunda yang ngotot tetep ingin ikut I’tikaf.

“Bunda sholat dan I’tikaf di Rumah saja, Bunda, perempuan itu harus banyak-banyak di Rumah dan ibadah di Rumah, Bunda kan bisa jamaah dengan si Mbok.” Irsyad menjelaskan lagi pada Bunda yang hanya diam termangu.

Dalam hati Irsyad terharu dan bangga dengan semangat Bunda yang menggebu-gebu untuk perbanyak ibadah di bulan Ramadhan. Irsyad ingat dulu Bunda selalu diajak Ayah keliling untuk ibadah, dan melaksanakan sholat Magrib, berbuka dan tarawih keliling dan setiap 10 malam terakhir Ayah dan Bunda juga Irsyad dan ketiga adik lelakinya ikut semua I’tikaf di masjid tebesar di kecamatan makasar.

Irsyad ingat bagaimana Ayah selalu mencarikan dahulu tempat wudhu buat Bunda juga toilet, dipastikan toilet wanita yang biasanya ada paling pojok dan seringkali terkunci, masih layak dipakai oleh Bunda, dan Bunda manut saja, ikut saja, Ayah yang mengerjakan semuanya.

Irsyad juga teringat ketika Umrah, bagaimana susahnya mencarikan tempat sholat buat Bunda, apalagi ketika itu Ramadhan dan suasana sangat berdesakan, batin Irsyad, jamaah kayak cendol uwel-uwelan, namun karena nikmat ibadah sangat luar biasa, sehingga semua itu hilang dari pikiran, namun tetap saja selalu terpikirkan ketika melihat Bunda akhirnya malah hilang tidak tahu ada dimana, karena shaf sholat untuk perempuan sangat sedikit, dan Bunda terhalau oleh askar-askar yang menjaga barisan sholat, dengan teriakan, “Yallah, yaalaa…”sambil mengibas ngibaskan lengan bajunya yang lebar, dan otomatis Bunda dan sebagian jamaah wanita lainnya terusir jauh entah kemana…sampai pusing Irsyad dan Ayah mencari Bunda, dan akhirnya Bunda ditemukan tengah menatap Ka’bah dan berdoa, dan salah satu do’a Bunda adalah agar dipertemukan dengan anak-anak dan Suaminya. Bunda walau nyasar tidak takut dan kata Bunda, asal tetap ada di Masjidil Haram, hati Bunda tenang, cuma kita yang lelaki menjadi tidak tenang.

Memang nampaknya seperti ada diskriminasi di tempat sholat lelaki dengan wanita, sulit untuk mencari tempat sholat buat wanita, dimana-mana penuh, dan sebagian besar untuk lelaki.

Lama merenung, akhirnya Bunda yang menjawab pada Irsyad, “Lelaki adalah pemimpin bagi wanita, dan Allah menghendaki lelaki memiliki kekuatan dalam beribadah, maka Allah ganjar dengan janji kalau sholat jamaah akan dapat 27 kali lipat, namun sholat jamaah di Masjid diwajibkan bagi para lelaki saja, bahkan sampai ada ancaman dari Rasulullah saw.”

Hadist dari Sahabat Abu Hurairah r.a berkata, saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh saya ingin memerintahkan para pemuda untuk mengumpulkan kayu bakar yang banyak, kemudiaan saya akan mendatangi orang-orang yang shalat di rumahnya tanpa udzur dan saya bakar rumah-rumah mereka.” (HR. Muslim, Abu Daud, Ibnu Majah dan Turmudzi)

Tentu saja dengan keluar rumah dan sholat di Masjid para lelaki akan bertemu dengan sesama lelaki lainnya dan bisa membicarakan, memikirkan bersama dan mendiskusikan berbagai macam masalah dan memutuskan apa-apa yang baik buat umat dan masyarakat. Sedangkan perempuan hanya menunggu berita saja dan mengikuti dengan taat keputusan masyarakat yang diwakili oleh para lelaki, alias taat pada para Suami, apapun keputusan yang mereka buat, apalagi lelaki lebih rasional bukan?

Hal wajib lainnya adalah sholat Jum’at, diwajibkan bagi para lelaki bahkan ditambahkan dengan Khutbah Jumat yang wajib didengar, bila tidak didengarkan, maka tidak sah sholat jumatnya, ditambah lagi dengan ancaman bila 3X tidak jumatan, Ibnu ‘Abbas r.a, “Barangsiapa meninggalkan tiga kali shalat Jum’at berturut-turut, sungguh dia telah mencampakkan Islam ke belakang punggungnya (kafir).” (HR. Abu Ya’la, dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahiih at-Targhiib No. 732)

Tentu saja hal itu sangat baik bagi para lelaki bagi para Suami sebagai pemimpin keluarga, bahwa dengan adanya sholat Jumat wajib bagi para Suami, diharapkan para Suami yang akan membimbing dan memimpin wanita, Istri-istrinya di rumah dan memberikan ilmu-ilmu dan keterangan agama, sehingga wanita mendapatkan ilmu utamanya dari para lelaki Suami nya yang sholat Jumat, maka alangkah baiknya bila Khutbah Jumat didengarkan dengan seksama untuk disampaikan bagi para wanita yang tidak ikut sholat Jum’at.

Irsyad tertegun dengan jawaban Bunda, Bunda memang luar biasa, bagi Bunda sholat tarawih di Masjid maupun I’tikaf memang lebih syahdu dan khusyu bila dilakukan di Masjid, namun bila dilakukan dirumahpun tidak apa-apa Bunda, yang penting hatinya, bukan tempatnya.