Nuzulul Quran, setelah Pengajaran Iqro, Selanjutnya Nabi Bisa Baca?

Assalamu’alaikum wr. wb.

Langsung saja pak Ustadz, ada 2 pertanyaan dari saya perihal QS Al-‘Alaq

  1. Apakah setelah Malaikat Jibril mengajarkan "IQRO’" kepada baginda Nabi Muhammad SAW, lantas beliau untuk selanjutnya sudah bisa baca ataukah masih tetap buta huruf dan wahyu Allah langsung masuk ke dalam hatinya?
  2. Apa perbedaan Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qodar. Apa yang sebenarnya yang telah terjadi pada 2 malam ini. Apakah keduanya hanya berhubungan dengan QS Al-‘Alaq 1-5 atau Al-Quran secara utuh.

Jazakallohu khoiron katsiron.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Sampai akhir hayatnya, Rasulullah SAW tidak pernah tercatat bisa membaca huruf dalam arti mengeja. Beliau tetap ummi, tidak bisa baca huruf dan mengejanya.

Tetapi beliau menghafal Al-Quran luar kepala, tanpa cacat secuil pun. Ditambah lagi tiap Ramadhan, Jibril turun untuk mengevaluasi bacaan dan hafalan beliau SAW.

Lagi pula Al-Quran yang turun itu bukan berbentuk tulisan, melainkan berbentuk bunyi atau suara. Jadi memang sangat tidak dibutuhkan kemampuan untuk mengeja aksara.

Namun begitu Jibril selesai membacakan lafadz ayat-ayat Quran, maka segera Rasulullah SAW memerintahkan para shahabatnya untuk menuliskannya. Baik di pelepah kurma, tulang, batu atau media penulisan yang dikenal saat itu. Namun tetap saja yang paling utama adalah dibunyikan dalam setiap kesempatan. Terutama dalam shalat berjamaah atau qiyamullail.

Sebab para shahabat nabi SAW memang hidup bersama dengan Al-Quran, dalam arti mereka setiap saat dan setiap waktu selalu melafadzkannya.

Beda Lailatul Qadar dengan Nuzulul Quran

Lailatul Qadar adalah nama julukan untuk suatu malam di mana di malam itu Al-Quran diturunkan sepenuhnya dari Lauhil Mahfudz ke langit dunia, secara sekaligus bukan sedikit-sedikit.

Ini adalah masa penurunan (nuzul) Al-Quran fase pertama. Sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Qadar.

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ لَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada lailatul qadar.Dan tahukah kamu apakahlailatul qadaritu? Lailatul qadaritu lebih baik dari seribu bulan.Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (QS Al-Qadr: 1-5)

Adapun yang seringkali diperingati tiap tanggal 17 Ramadhan itu bukan lailatul qadar, sebab kalau kita kaitkan dengan sabda nabi tentang lailatul qadar, beliau memerintahkan kita untuk menghadangnya di 10 malam terakhir di bulan Ramadhan.

Lalu yang tanggal 17 Ramadhan itu malam apa?

Menurut para ahli sejarah, pada tanggal 17 Ramadhan itulah pertama kali turunnya Al-Quran dari langit dunia ke muka bumi. Jumlahnya hanya 5 ayat saja, yaitu ujung ayat surat Al-‘Alaq. Jadi tepatnya malam 17 Ramadhan itu adalah malam awal mula turunnya 5 ayat Quran pertama ke muka bumi dari langit dunia. Tapi bukan lailatul qadar yang nilainya sma dengan seribu bulan.

Namun sebenarnya, para ahli sejarah sendiri pun masih seringkali berbeda pendapat. Sebab ada juga versi lain yang mengatakan bahwa tanggalnya bukan 17 Ramadhan, melainkan tanggal 24 Ramadhan, bahkan masih banyak lagi versi yang lain.

Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc.