Mengharap Surga dan Takut Neraka atau Lillahi Ta'alla

Assalamualaikum Wr. Wb

Pak Ustadz yang saya hormati, perkenankan saya bertanya.

Sering saya dengar dalam pengajian-pengajian, bahwa kita dalam beribadah adalah mengharapkan syurga dan takut akan neraka dengan berbagai ancaman dan janji-janji yang tersebut di antara keduanya.

Yang mengusik hati saya adalah bukan kah setiap sholat, kita berikrar" Inna sholati, wanusuki wamahyaya wama mati Lillahi rabbi alamin." Bukan kah sholat kita, hidup kita dan mati kita karena Allah semata… Bukan karena mengaharap surga atau takut neraka.

Lha kalo menilik dari alinea I pertanyaan saya ini, maka org akan beramal shaleh karena mengharap surga dan takut neraka, jadi klo ga ada "iming2/ancaman" itu orang tak akan berbuat shaleh?

Bagaimana menurut Pak Ustadz pemikiran ini? Apakah benar atau salah? Saya kok jadi berpikir masa kyk anak kecil aja… Berbuat sholeh karena "iming2" permen surga dan ketakutan ama ancaman neraka. Bukankah kita seyogyanya berbuat sholeh itu ikhlas se ikhlas2nya.biar Allah sendiri yang menilai..klo di ganjar pahala ya Alhamdulillah… Tp klo ga dikasi apa-apa ya gapapa… Bukankah yang menilai amalan kita ini Allah ya Pak… Kan dia yang tau maksud di hati kita.walo sekecil apapun. Bagaimana klo Allah menilai kita.."ooo kamu itu sholat dan beramal sholeh karena surgaku dan takut neraka ku tho… Bukan karena Aku"

Terimakasih atas pencerahan kepada Iman saya, Semoga Allah selalu memberi pencerahan hati hambanya yang lagi mencari Nya… Amin.

Wasalam,

Nurman

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Pemikiran yang anda kembangkan itu tidak lain adalah pemikiran para sufi atau kalangan aliran dalam tasawwuf. Intinya ingin memilah antara ibadah dan cinta kepada Allah dengan ganjaran atau ancaman yang Allah SWT berikan.

Pemikiran itu agak paradoks sebenarnya, karena seolah-olah orang yang beribadah karena takut kepada siksa neraka dianggap tidak benar niatnya. Dan seolah-olah bila beribadah karena ingin mendapat surga Allah, juga dianggap keliru.

Pemikiran ini boleh dibilang aneh bin ajaib. Tetapi begitulah khas para sufi. Dan kalau tidak bikin yang aneh-aneh, nanti tidak lagi dibilang sufi. Hilang keeksentrikannya.

Logika Bengkok

Yang bengkok dari logika itu adalah ide untuk memilah antara cinta kepada Allah dengan surga Allah. Seolah ibadah itu hanya karena cinta kepada Allah. Sedangkan kalau surga Allah, dianggap bukan tujuan dari ibadah. Akibatnya, orang jadi tidak boleh berharap surga.

Logika ini, sayangnya, salah total.

Mengapa salah total?

Ya, karena yang mengiming-imingi surga itu justru Allah SWT sendiri. Bukannya si Entong atau di Bejo. Yang menakut-nakuti para pembangkan dengan neraka dan siksa pedisnya juga Allah SWT sendiri, bukan di Doel dan bukan si Paijo.

Lalu mengapa harus muncul pemikiran yang ‘membenci’ surga, padahal surga itu kan ciptaan Allah? Allah SWT sendiri yang menjanjikan untuk memberi surga buat siapa saja yang mau taat dan tunduk kepada Dirinya.

Kalau kita tidak boleh berharap surga dari Allah, berarti kita telah menghina Allah. Sebab Allah sendiri yang telah menawarkannya, menjanjikannya, serta menyediakannya.

Orang yang menampik tawaran, janji dan penyediaan dari Allah adalah orang yang membangkang, tidak tahu sopan santun dan tidak tahu diri kepada Allah.

Kalau memang kita tidak boleh berharap surga yang dijanjikan Allah, buat apa Allah SWT menyebutkan jannah dan jannaat lebih dari 100 kali di dalam Al-Quran?

Buat apa Allah SWT berfirman:

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu." (QS. Fushshilat: 30)

Buat apa Allah memerintahkan untuk memberi kabar gembira dengan janji masuk surga kepada orang yang beriman?

Buat apa Allah SWT menyebutkan bahwa Dia mewariskan surga kepada orang-orang yang beriman?

Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan. (QS. Az-Zukhruf: 72)

Dan buat apa Allah secara khusus ‘menyediakan’ surga bagi mereka yang beriman?

Berlomba-lombalah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. (QS. Al-Hadid: 21)

Buat apa semua itu Allah janjikan, berikan dan kabar gembirakan?

Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc