20 Oktober in History

Eramuslim – Tepat ditanggal 20 Oktober enam tahun yang lalu, Presiden Libya Moammar Ghaddafi tewas dibunuh. Ia tewas setelah lebih dari 40 tahun menjadi pemimpin Libya.

Dikutip dari History, Ghaddafi dikenal sebagai pemimpin yang kontroversial dan figur yang eksentrik. Gaddafi selalu tampil dengan jubah dan topi warna warni, atau seragam militer dengan berbagai medali. Ia juga selalu mendirikan tenda a la Badui untuk menerima tamu.

Moammar Ghaddafi memperoleh kekuasaan di Libya melalui kudeta. Pria yang lahir pada Juni 1942 dari keluarga Badui itu merebut kekuasaan Libya dari Raja Idris, raja Libya pro Barat, pada tahun 1969 saat raja sedang berada di luar negeri. Ghaddafi lalu mengambil tampuk kekuasaan Libya dan memimpin gerakan revolusioner baru di negara tersebut.

Pemerintahan Ghaddafi lalu memaksa untuk menutup pangkalan militer AS dan Inggris di Libya, mengambil kontrol sebagian besar industri minyak dan gas, dan konon membunuh lawan politiknya. Ghaddafi sempat menyerukan persatuan Arab, namun upaya itu tak terlalu mendapat respon dari dunia Arab.

Ghaddafi dikabarkan memberi dana pada banyak kelompok pemberontak dan teroris di seluruh dunia, termasuk Tentara Republik Irlandia dan Faksi Militer Merah di Jerman Barat. Tahun 1970, Ghaddafi yang oleh pengikutnya diberi julukan “Pemimpin Persaudaraan” dan “Pemimpin Revolusi” mempublikasikan bukunya yang disebut sebagai “Green Book.” Buku ini menjelaskan pemikiran Ghaddafi yang ingin mengombinasikan teori sosialis dan teori Islam. Buku ini menjadi manifesto yang wajib diajarkan di seluruh sekolah di Libya.