26 April in History

Eramuslim – Selain menjadi saksi lahirnya seorang tokoh reformasi tahun 1998, tanggal 26 April juga menjadi hari wafatnya salah seorang pahlawan bangsa yang dikenal dalam dunia pendidikan Indonesia. Siapa kedua tokoh yang dimaksud? Berikut sedikit ulasannya:

26 April 1959

Memiliki nama lengkap Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau yang dikenal sebagai “Ki Hadjar Dewantara” lahir di Pakualaman 2 Mei 1889, adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.

Bahkan atas jasanya yang sangat besar di dunia pendidikan, bangsa Indonesia menjadikan hari lahir Ki Hadjar Dewantara sebagai Hari Pendidikan Nasional, sesuai dengan Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959).

Ki Hadjar Dewantara meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 26 April 1959 dan dimakamkan di Taman Wijaya Brata.

26 April 1944

Muhammad Amien Rais lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada 26 April 1944. Tokoh reformasi ini pernah menjabat sebagai Ketua MPR periode 1999 – 2004. Jabatan ini dipegangnya sejak ia dipilih oleh MPR hasil Pemilu 1999 pada bulan Oktober 1999.

Namanya mulai mencuat ke kancah perpolitikan Indonesia pada saat-saat akhir pemerintahan Presiden Soeharto sebagai salah satu orang yang kritis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah. Setelah partai-partai politik dihidupkan lagi pada masa pemerintahan Presiden Habibie, Amien Rais ikut mendeklarasikan Partai Amanat Nasional (PAN). Ia menjabat sebagai Ketua Umum PAN dari saat PAN berdiri sampai tahun 2005.

Sebuah majalah pernah menjulukinya sebagai King Maker. Julukan itu merujuk pada besarnya peran Amien Rais dalam menentukan jabatan presiden pada Sidang Umum MPR tahun 1999 dan Sidang Istimewa tahun 2001. Padahal, perolehan suara partainya, PAN, tak sampai 10% dalam pemilu 1999. (Wikipedia/Ram)