3 Pandangan Dunia Mengenai Cara Penyelesaian Konflik Di Suriah (Bag.II)

Rouhani-PutinEramuslim – Setelah membahas pandangan pertama negara-negara pendukung revolusi Suriah pada terbitan hari Jum’at (29/01) kemarin, di bagian kedua ini Eramuslim akan mengulas pandangan sejumlah negara dan sekutu terdekat rezim Syiah Bashar Al Assad dalam perang di Suriah.

Negara mana saja yang dimaksud? Berikut pandangan Rusia dan Iran mengenai penyelesaian akhir konflik di Suriah;

Sudah menjadi berita umum bahwa Rusia kini memainkan perang penting dalam mengembalikan kejayaan tentara rezim Bashar Al Assad, setelah dalam 9 bulan pertama di tahun 2015 tentara rezim terus mengalami kekalahan di Suriah.

Tercatat dalam 4 bulan intervensi militer di Suriah, negara bekas pecahan Uni Soviet ini telah berhasil membantu tentara rezim Syiah Assad mengembalikan sejumlah kota strategis yang sebelumnya dikuasai oleh piha revolusioner.

Dalam konteks perundingan Jenewa III yang digelar di kota Jenewa, Swiss, mulai hari Jum’at (29/01) kemarin, Rusia bersama Iran ingin Syiah Bashar Al Assad tetap berkuasa di Suriah dan memimpin jalannya proses transisi di negara tersebut hingga akhir.

Kedua negara ini percaya bahwa tidak mungkin mengakhiri krisis di Suriah tanpa adanya kehadiran Syiah Bashar Al Assad, yang dianggap sebagai tokoh central untuk mengakhiri krisis.

Berkaitan dengan kelompok revolusi, Rusia bersama menginginkan kelompok penentang rezim Syiah Assad ini dihabiskan karena dianggap sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas meletusnya perang sipil di Suriah yang telah berlangsung 5 tahun.

Sementara itu mengenai status Partai Uni Demokratik Kurdi, kedua negara dekat ini menginginkan dunia mengakui kelompok Kurdi Suriah bukan sebagai organisasi teroris seperti yang dutetapkan Barat, Turki, serta negara-negara Arab lainnya. (Anatolia/Ram)