Adab Menyambut Hari Jumat Menurut Imam al-Ghazali

Pastikan pula badan dalam kondisi benar-benar bersih dan harum dengan memotong kuku, sikat gigi, mencukur bulu, atau memakai wewangian. Selanjutnya, bersegeralah berangkat menuju masjid dengan penuh ketenangan.

Imam al-Ghazali mengutip sebuah pernyataan, “Kedekatan manusia saat berjumpa Allah tergantung seberapa pagi ia bergegas menuju salat Jumat.”

Bagaimana ketika kita telah sampai di masjid? Imam al-Ghazali mengatakan, carilah barisan paling awal. Bila masjid sudah tampak ramai, jangan melangkahi bahu-bahu mereka, jangan pula lewat di depan mereka yang sedang salat. Cari lokasi duduk yang dekat dengan dinding atau tiang sehingga tak ada orang lalu lalang di hadapan kalian.

Sebelum duduk, sebaiknya laksanakanlah salat Tahiyyatul Masjid, yang utama empat rakaat. Tiap rakaat bakda al-Fatihah, bacalah surat Al-Ikhlas sebanyak 50 kali.

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa pengamal ini tak akan wafat kecuali ia melihat tempat untuknya di surga atau orang lain yang menyaksikan tempat tersebut. Sunah juga dalam pelaksanaan shalat sunnah empat rakaat tersebut membaca surat al-An‘âm, al-Kahfi, Thâhâ, dan Yâsîn.

Bila tak sanggup, bisa diganti surat Yâsîn, Ad-Dukhân, As-Sajdah, dan Al-Mulk. Surat-surat ini, kata Imam al-Ghazali, penting dibaca pada malam Jumat karena memiliki banyak keutamaan.

Bagi mereka yang tak sanggup membaca surat-surat ini, dianjurkan membaca surat Al-Ikhlas dan shalawat kepada Rasulullah sebanyak-banyaknya. Salat Tahiyyatul Masjid tetap dianjurkan meskipun imam sedang berkhutbah—hanya saja saat-saat itu shalat Tahiyyatul Masjid hendaknya diperingkas.