Ada Apa Di Balik Pemilihan Qatar Menjadi Tuan Rumah Piala Dunia 2022?

Pekan lalu, Qatar, telah secara resmi ditunjuk FIFA—badan sepakbola dunia—sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022. Keputusan itu membuat Inggris murka, karena mereka pun berniat untuk menyelenggarakannya. Namun, apa kemudian di balik penunjukan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia ini?

Qatar adalah sebuah negara emirat di Timur Tengah yang terletak di sebuah semenanjung kecil di Jazirah Arab. Batasnya di selatan adalah Arab Saudi dan sisanya dibatasi Teluk Persia.

Di zaman dulu, setelah dikuasai Inggris dan Kesultanan Utsmaniyah di Qatar, akhirnya Qatar menjadi negara yang merdeka pada 3 September 1971. Dahulu, Inggris menguasai Qatar sebagai tempat transito kapal dagang sebelum menuju India. Qatar kemudian memperoleh status sebagai dependen dari Inggris, kemudian status protektorat Inggris yang dihentikan pada tahun 1916.

Setelah Perang Dunia Kedua, Qatar berusaha memperoleh kemerdekaannya, terutama setelah India mencapai kemerdekaannya pada tahun 1950-an. Qatar makin gencar setelah Inggris memberikan kemerdekaan kepada Kuwait pada tahun 1961. Pemerintah Inggris menyatakan akan menghentikan penguasaan politik tapi tetap meneruskan penguasaan ekonomi di Qatar. Hal ini tidak dibiarkan oleh Qatar dengan membentuk Federasi Arab Teluk bersama dengan Bahrain.

Di bidang ekonomi, Qatar memfokuskan pada perikanan dan mutiara. Namun industri mutiara jatuh setelah munculnya mutiara yang dibudidayakan dari Jepang pada tahun 1920-an dan 1930-an. Transformasi ekonomi terjadi pada tahun 1940-an, yaitu pada masa penemuan simpanan minyak bumi. Sekarang, pemasukan utama Qatar adalah dari ekspor minyak dan gas bumi. Simpanan minyak negara ini diperkirakan sebesar 15 miliar barel (2,4 km³).

Untuk beberapa tahun ke depan, Qatar diperkirakan akan tetap fokus pada minyak dan gas bumi, namun sudah mulai mengembangkan sektor swasta. Pada 2004, Qatar Science & Technology Park dibuka untuk menarik dan melayani berbagai usaha berbasis teknologi, baik dari dalam maupun luar Qatar.

Dengan PDB per kapita nomor 2 tertinggi di dunia dengan perkiraan tahun 2008 sekitar $111.000 yang menjadikannya sebagai negara dengan taraf hidup penduduknya bisa disamakan bahkan lebih maju dibandingkan negara-negara Eropa Barat dengan berbagai layanan sosial dan fasilitas modern.

Geografi

Dataran Qatar hanya sebesar 160 km. Dataran Qatar terdiri dari gurun pasir. Tempat tertinggi di Qatar adalah di Jabal Dukhan. Area ini mengandung jumlah gas alam yang sangat besar. Kebanyakan penduduk Qatar beragama Islam. Selain etnik Arab, Qatar juga terdiri dari banyak ekspatriat yang bekerja di Qatar dalam industri minyak. Kebanyakan ekspatriat berasal dari Asia Selatan, yaitu wilayah India, Pakistan dan Maladewa. Kebanyakan Muslim di Qatar mengikuti aliran Islam Sunnah, sedangkan yang mengikuti Syi’ah hanya 3 %. Sedangkan penganut Kristen kebanyakan berasal dari ekspatriat asal Eropa yang bekerja di Qatar.

Hukum

Meskipun berada di kawasan Arab, hukum di Qatar cenderung lebih bebas dan liberal. Dibawah kepemimpinan Emir Qatar, Hamad bin Khalifa Al-Thani, Qatar mengalami modernisasi dan liberalisasi. Seperti misalnya, alkohol diperbolehkan dalam jumlah terbatas saja.

Sepak bola di Qatar

Penduduk laki-laki Qatar bisa disebut gila terhadap sepakbola. Tentu agak ironis menyebut jika sebenarnya penduduk Qatar sudah hamper sama dengan warga Italia yang fanatisme akan sepakbolanya sudah begitu tinggi.

Meskipun masih terhitung baru, tim sepak bola Qatar dinilai tinggi dan memiliki daftar yang mengesankan oleh FIFA. Ada 20 klub di negeri ini. 10 bermain di liga top (dikenal sebagai liga-Q), sepuluh di liga yang lebih rendah. Masing-masing dari sepuluh tim di liga yang lebih tinggi akan memainkan total 18 pertandingan. Dua bawah tim liga top terdegradasi, yang tertinggi dua lapis kedua liga dipromosikan. 10 klub saat ini dalam penerbangan Qatar atas adalah Al Sadd, Qatar Sports Club, Al Arabi, Al Rayyan, Al Ahli, Al Shamal, Umm Salal, Al Gharrafa, Al Khor, Al Wakra. Ini membuat sepakbola Qatar berdenyut sepanjang tahun, kecuali di waktu bulan Ramadhan.

Siapapun yang hadir di stadion sepakbola di Qatar, tidak akan pernah meragukan antusiasme para pendukung sepak bolanya. Setelah pertandingan, mereka turun ke jalanan mengendarai Landcruisers mereka dan menyetir sepanjang Corniche, bersandar keluar dari jendela mereka, membunyikan klakson mereka dan membunyikan petasan.

Uang dan sepakbola Qatar

Uang minyak uang mengalir ke sepak bola di Qatar. Pada tahun 2003 setiap tim sepak bola di Qatar diberi sepuluh juta dolar untuk belanja nama pemain asing yang besar. Salah satu pelatih sepakbola bahwa ada mantan pemain Tottenham Hotspurs yang berusia 40-an menerima gaji hampir dua juta dolar setahun. Pemain asing yang paling terkenal di sini adalah Gabriel Batistuta, seorang striker Argentina, dan pernah bermain bersama Jay-Jay Okocha Bill Tchato dan Tony Popovic.

Termasuk juga Romario, Marcel Desailly, Christophe Dugarry, Pep Guardiola, Frank LeBoeuf, Frank dan Ronald De Boer, Stefan Effenberg, Ali Benarbia, Claudio Caniggia, Abedi Pele, Alain Goma, Youssef Chippo, Fernando Hierro, Sonny Anderson, Mario Basler, Taribo Barat dan Sabri Lamouchi. Semuanya adalah pemain top Eropa yang berada di senja kala karir mereka. Yang di Eropa sana sudah tak terpakai lagi, satu orang gaji mereka bisa digunakan untuk memberi makan seluruh rakyat Palestina yang kelaparan.

Dampak Piala Dunia

Dengan digelarnya Piala Dunia di negeri ini maka tak pelak, ketika itu secara resmi telah dibuka pula keran-keran yang selama ini tak boleh masuk di negeri Arab; kita tak tahu bahwa di setiap Piala Dunia, prostitusi dan bir adalah dua hal lain yang juga selalu secara terselubung mengiringinya, selain devisa yang besar. Sedangkan Qatar adalah Negara Arab. Nah, jadi 2022 Piala Dunia di Qatar? (sa/Wikipedia/qatarfootball)