Agnez Mo, Anies Baswedan, dan Sukanto Tanoto dalam Nasionalisme Kita

Atau justru kita kembali merevitalisasi spirit kebangsaan kita, sebagaimana pendiri bangsa melakukannya? Membiarkan sirna artinya kita tidak perlu lagi mempersoalkan siapa pemilik tanah air ini, namun sebaliknya, jika mengikuti “Spirit Sumpah Pemuda”, maka tanah air ini ada pemiliknya.

Berbagai negara dan bangsa di dunia saat ini banyak melakukan revitalisasi kebangsaan mereka, seperti di eropa dan Amerika, juga Amerika latin. Hal ini penting bagi mereka untuk mempertahankan eksistensi mereka dalam struktur negara bangsa, dari cepatnya perputaran migrasi penduduk dunia saat ini.

Penutup

Soal Agnez hanyalah soal identitas tanpa muatan politik, sehingga tidak perlu dikecam berlebihan. Apalagi harus meminta Agnez pindah ke neraka.

Orang-orang harus sadar masalah nasionalisme kita bukan pada isu identitas bangsa vs kewarganegaran Agnez. Namun, ada pada kemauan kita mengembalikan identitas politik bangsa ini.

Apakah bangsa pribumi/asli ini akan tetap menjadi pemilik tanah air Indonesia, ataukah akan terhempas dalam kejayaan bangsa-bangsa asing yang menguasai sumber daya alam dan kekayaan lainnya?

*) Penulis: Dr. Syahganda Naninggolan, CEO Sabang Merauke Circle (rol)