Anwar Ibrahim dan Tata Ekonomi Baru Malaysia 2020

Eramuslim.com – Perdana Menteri Mahathir Mohammad  baru saja mengumumkan bentuk Kabinet “Pakatan Harapan”  dengan postur kabinet ramping. Nama-nama menteri baru  akan disampaikan ke publik Senin 14 Mei, hari.pertama Perdana Menteri masuk kantor di Putra Jaya.

Untuk mengurus negara jiran berpenduduk 32 juta jiwa itu, cukup dengan kompoisi 10 menteri, jumlah terkecil dalam sejarah Malaysia.

PM Dr Mahathir didampingi Wakil PM atau Waperdam Datin Wan Azizah Wan binti Ismail, Presiden (ketua umum) Partai Keadilan Rakyat (PKR), sebagai partai terbesar dalam koalisi Pakatan Harapan (PH).

PKR adalah partai oposisi yang didirikan dengan susah payah jatuh bangun oleh Anwar Ibrahim untuk mengalahkan dominasi  Barisan Nasional yang tiang utamanya adalah Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO). Semestinya bila dalam keadaan normal, berdasarkan perolehan kursi Pilihan Raya Umum (PRU-14) menempatkan Datin Wan Azizah sebagai PM, karena partai besutan Dr Mahathir Mohammad (Partai Pribumi Bersatu) hanya menempati peringkat ke-3 perolehan kursi dalam koalisi,  di bawah Partai Amanah.

Tapi itulah, inti kesepakatan ketika terbangunnya koalisi Pakatan Harapan,  sepakat Dr Mahathir sebagai pemimpin koalisi sekaligus  calon PM dengan waktu terbatas, dan untuk selanjutnya memberi laluan kepada Anwar Ibrahim untuk meneruskannya. Perjanjian inti inilah yang justeru menjadi “daya tarik” yang menghasilkan kemenangan koalasi Pakatan Rakyat (PH).

Mayoritas rakyat Malaysia percaya Mahathir-Anwar akan lebih baik dari Nadjib dkk. Karena duet ini sudah membuktikannya kehebatannya pada tahun 1993-1998, era dimana Malaysia mencapai puncak kejayaan  sebagai macan Asia yang sebenarnya, hingga sampai datangnya musibah sunami “Soros” yang mululuhlantakkan perekonomian Asia Tenggara.