Anwar Ibrahim dan Tata Ekonomi Baru Malaysia 2020

Anwar adalah aktivis kampus, Ketua Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) mitra HMI di Indonesia.

Adapun lapisan pertama adalah tokoh-tokoh UMNO generasi pertama,  yang bersama Mahathir ikut merebut kepemimpinam UMNO dari tangan Dato Husein Onn. Mereka adalah Musa Hitam, Razali Hamzah, Ghafar Baba, Sanusi Juned, Mohammad Rahmad dan Megat Juned Megat Ayob.

Dalam kongres UMNO 1993, Anwar Ibrahim, Muhammad Nadjib, Muhyidin Yasin dan Thaib Muhammad yang terkenal dengan sebutan kelompok “wawasan 2020” untuk pertamakali dilepaskan oleh Mahathir bertanding memperebutkan jabatan strategis UMNO. Mereka adalah calon pemimpin Malaysia di era emas tahun 2020. Adalah Anwar Ibrahim konseptor Tata Ekonomi Malaysia Baru 2020, dan dia yang mempresentasikannya dalam perhimpunan agung UMNO.
Dalam kongres yang “panas” itu, kwartet anak muda Anwar-Nadjib-Muhyidin-Thaib berhasil menggusur tokoh2 senior rombongan Gaffar Baba, Sanusi Juned, Abdullah Badawi, Megat Juned, dll.

Ghafar Baba terguling dari Timbalan Presiden UMNO dan Waperdam digantikan Anwar Ibrahim. Sedangkan Nadjib, Muhyidin, Thaib Muhammad terpilih sebagai Naib Presiden UMNO dan ketiganya diberikan jabatan menteri utama di tingkat nasional. Padahal sebelumnya Muhyidin dan Thaib menteri besar (gubernur) di Johor dan Selangor. Banyak para senior yang marah kepada Mahathir karena memilihara “anak emas” tersebut.

Mahathir pun  dalam bahasa tubuh tidak segan-segan memberikan dukungan bagi ke-4 anak “kesayangannya” itu dengan memberikan pos menteri strategis.

Anwar berturut-turut (1983-1998) menjadi  menteri pada jabatan kantor PM,  Menpora, menteri pertanian, menteri pendidikan dan menteri keuangan merangkap Wakil Perdana Menteri. Begitu juga Nadjib menteri mulai  menteri pada jabatan PM, menpora, menteri pendidikan dan menteri pertahanan.

Para senior UMNO yang marah “disimpan” Mahathir. Sanusi Juned menjadi gubernur di Kedah. Ghafar Baba surut dari dunia politik kemudian ikut isterinya menyendiri di Bogor. Hanya Badawi ditugaskan sebagai Menlu dan Mochmad Rachmad sebagai menteri penerangan. Yang lain hilang dari peredaran.

Tahun 1998 pasca “pengasingan” Anwar Ibrahim, PM Mahathir menarik kembali Abdullah Ahmad Badawi masuk ke dalam elite UMNO dan mendorongnya agar terpilih sebagai Timbalan Presiden UMNO sekaligus sebagai Waperdam pengganti Anwar.

Mahathir pensiun.

Di berbagai forum partai, Mahathir selalu mengatakan: tahu kapan waktu yang tepat bagi dirinya pensiun.

Kongres UMNO tahun 2003, di tengah puncak kejayaannya sebagai negarawan, dimana hampir 3.000 peserta kongres mengeluelukannya dan semua DPD dalam pemandangan umum meminta kepada Tun Dr Mahathir untuk tetap menjadi Presiden UMNO 5 tahun berikutnya.

Tapi diluar dugaan para peserta dan pengamat politik terjadilah peristiwa bersejarah yang sangat mengejutkan.
Ketika Mahathir naik podium sidang paripurna untuk menyampaikan pidato jawaban Eksekutif DPP UMNO atas pemandangan umum DPD-DPD  UMNO seluruh Malaysia (istilah Malaysia, pidato penggulungan), tiba tiba di luar naskah teks pidato yang sudah disiapkan, Mahathir menyatakan berhenti menjadi Presiden UMNO/Perdana Menteri,  setelah 22 tahun duduk di singgasana kekuasaan Malaysia.

Gedung Dewan Negara PWTC Menara UMNO Kuala Lumpir bagaikan hendak runtuk. Ribuan orang berteriak menolak pernyataan berhenti Mahathir. “Tidak….tidak…tidak….!