Apa Yang Akan Terjadi Di Irak?

Semua hal terjadi sangat cepat di Irak.

Pemerintahan Nouri al Maliki sedang berjalan, Ayad Allawi terburu-buru, dan Ammar al Hakim adalah mitra sesaat Allawi untuk mengganggu al Maliki, sementara Moqtada al Sadr menggoda semua orang, dan suku Kurdi menatap tajam memasang mata mereka dari puncak gunung, dengan hati-hati dan siap menerkam setiap kesempatan yang ada.

Otomatis, sekarang ini rakyat Iraq sudah melupakan siapapun yang ada di samping mereka; Iran, yang menjadi pesona dadakan karena ajaran Syiahnya disebarkan melalui bantuan pihak asing, Turki yang sudah bermasalah dengan Baghdad sejak zaman Ottoman, dan Suriah, Yordania, dan Arab Saudi yang membenci Iraq karena Iraq dibentuk dengan desain persis seperti Iran.

Allawi jelas menang atas kandidat lainnya, namun kemenangan itu tampaknya sama sekali tidak berharga, karena permainan dan setengah masalah lainnya.

Al Maliki yang mengendaikan pemerintahan, masih belum bisa menerima kekalahannya dan masih shock—ia terus bertindak agresif. Maliki bahkan meminta penghitungan semua suara "secara manual", yang praktis berarti seperti sirkus politik, dan pada saat lain ia mengancam untuk membasmi lawan-lawannya dengan dalih afiliasi ke partai Baath.

Ini jelas merupakan permusuhannya yang diabaikan terhadap Saddamist, Baathists, Takfirists, dll, seperti juga yang selalu menyatakan, bahwa ia melawan arus Syiah.

Lihatlah apa yang pernah terjadi di Iran. Bahwa demokrasi yang dimulai tiga puluh tahun lalu telah menghasilkan monopoli kekuasaan. Dalam kasus Libanon, pemerintah tidak memperoleh manfaat dari al Hariri dan sekutu-sekutunya yang memenangkan mayoritas parlemen, karena Hizbullah terjebak lidah bahwa memenangkan pemilu adalah tidak berharga.

Itulah hal yang mungkin sedang terjadi di Iraq. Hasil pemilu sama sekali tidak ada harganya buat rakyat. Bedanya, jika di negara lain, kaum minoritas masih mengambil untungnya, namun karena di Iraq, karena mereka adalah semua Muslim, maka merekalah yang terus menanggung gonjang-ganjing politik itu.

Sementara, pasukan asing telah memorandakan mereka secara fisik, sistem yang ada pun makin menjerumuskan rakyat Iraq untuk tak pernah bisa mempunyai pilihan sendiri. Apa yang terjadi di Iraq berikutnya kemudian? (sa/awsat)