Apakah Benar Akan Ada Sanksi Untuk Iran?

Iran masih menjadi sebuah perbincangan sekilas dalam dunia internasional. Awal pekan ini beberapa pemimpin dunia kembali mengapungkan wacana tentang menyerang Iran, yang sejak enam tahun belakangan ini terus saja (seolah-olah) menjadi sebuah isyu besar, tapi tak pernah ada apapun sanksi internasional itu.

Presiden AS, Barack Obama menegaskan bahwa ia ingin Iran diselesaikan dalam waktu beberapa pekan ke depan dari sekarang. Tapi, kali ini tampaknya, mungkin karena sudah "keseringan," perbicangan mengenai sanksi terhadap Iran menjadi semakin tak dianggap.

Sebenarnya, jika mau ditelusuri lebih lanjut, untuk sebuah perseteruan, Iran sama sekali tidak menarik buat Barat dan AS. Sebagai sebuah negara Syiah yang mengkover Islam, Iran mempunyai posisi strategis untuk kepentingan Barat dan AS dalam menciptakan sebuah kondisi head to head Islam dan Barat. Syiah yang mempunyai ideologi yang sama sekali berlawanan dengan aqidah Islam, sebagai kover besar Iran, pada waktunya akan menjadi mitra besar Barat.

Lihat dan cermati semua kekuatan-kekuatan yang dianggap seolah-olah sebagai kekuatan Islam namun pada faktanya sangat berlawanan, akan selalu diberi nafas yang cukup lapang. Dalam hal ini, posisi Iran sama saja dengan beberapa negara Timur Tengah lainnya seperti Mesir, atau Arab Saudi.

Dilihat dari segi kekuatan, jika dibandingkan dengan Iraq dahulupun, kekuatan Iran tak terlampau jauh dengan Iraq tempo dulu. Kita bisa melihat bahwa Iraq tak sampai memakan waktu bahkan satu dekade sekalipun untuk hancur berkeping-keping.

Lantas, bagaimana dengan nuklir Iran? Inilah mungkin sebenarnya skenario besarnya: jika benar, maka Iran akan dibiarkan menjadi satu-satunya negara Timur Tengah yang memiliki kekuatan nuklir. Bahkan Saudi saja yang aset kekayaannya jauh di atas Iran tak pernah diizinkan untuk memiliki akses itu.

Jadi, tampaknya, sama dengan para pemimpin Iran yang terus menggembos-gembosi Barat dan Zionis seakan-akan tengah melakukan perlawanan, maka sanksi dunia internasional untuk Iran pun akan hanya sebatas wacana kosong belaka. (sa/ynet)