Banjir Jakarta, Baca Data Biar Tidak Gagal Paham

Eramuslim.com – Banjir Jakarta itu ada sejak zaman Belanda. Betul, tapi gak boleh jadi alasan. Banjir Jakarta itu kiriman dari Bogor. Ini juga betul, tapi gak patut untuk dikemukakan. Banjir Jakarta karena curah hujan yang ekstrim. Lagi-lagi, ini gak boleh juga ditonjolkan.

Banjir Jakarta mesti dilihat dari cara menanganinya? Bagaimana cara mengukurnya?

Pertama, durasi genangan air. Di sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Kalimantan, banjir gak surut hingga dua pekan. Bahkan lebih. Publik gak ribut, karena bukan Jakarta. Ingat, Jakarta itu Ibu Kota. Apapun yang terjadi di ibu kota, media menyorot dan publik ramai. Apalagi gubernurnya Anies Baswedan.

Banjir di Jakarta, hanya rata-rata dua jam hingga setengah hari, hilang. Anda mau bilang ini banjir atau genangan, itu hanya soal persepsi.

Kalau hari ini durasi banjir makin singkat dari tahun-tahun sebelumnya, itu tandanya ada penanganan yang lebih baik.

Kedua, luas banjir atau genangan. Tahun 2002, curah hujan 168 mm/hari menggenangi 353 RW (165 M2). Tahun 2013, curah hujan 100 mm/hari menggenangi 599 RW (240 M2). Tahun 2015, curah hujan 277 mm/hari menggenangi 702 RW (281 M2). Tahun ini (2021), curah hujan 226 mm/hari menggenangi 113 RW (4 M2).