Baru Kali Ini Jokowi Ambil Langkah Berani Terhadap Cina

Hal ini berbeda dengan pernyataan Bupati Natuna. Ia mengklaim tidak ada eksodus masyarakat Natuna karena kedatangan WNI dari China. Adapun alasan ditunjuknya Natuna sebagai tempat observasi dan karantina karena berbagai pertimbangan. Yakni, waktu, jarak, kesiapan tempat, dan kesiapan tim medis yang ada.

Adapun menurut panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahyanto mengatakan Natuna memiliki rumah sakit sebagai tempat observasi yang letaknya jauh dari pemukiman penduduk. Di samping itu, jarak landasan (runaway) pangkalan militer ke RS tempat isolasi juga dinilai sangat dekat. Itulah beberapa alasan pemerintah memilih Natuna sebagai lokasi isolasi.

Ketakutan warga dengan virus Corona adalah hal yang alami terjadi. Siapa yang tak merasa was-was dengan sebaran virus itu? Apalagi evakuasi terhadap WNI di Wuhan terbilang agak lamban. Saat pandemi terjadi, Indonesia tak kunjung mengevakuasi WNI di sana. Dibandingkan Jepang, Inggris, dan Amerika, bisa dikatakan Indonesia kalah cepat.

Berlama-lama di Wuhan dengan dikelilingi virus yang mudah menyebar dan korban meninggal yang kian bertambah, wajar pula bila warga Natuna takut WNI yang dievakuasi terindikasi mengidap virus tersebut.

Bila eksodus benar terjadi, pemerintah sebaiknya memberikan jaminan bahwa isolasi WNI disana tak akan menulari warga setempat. Adanya penolakan warga, apa memang belum ada komunikasi sebelumnya antara pemerintah dengan warga Natuna? Bagaimanapun, kondisi psikologis masyarakat Natuna juga penting diperhatikan. Hanya saja penulis juga bertanya-tanya, mengapa memilih Natuna sebagai tempat karantina? Apa rumah sakit di Ibu Kota tak lebih canggih dari rumah sakit di Natuna? Apa hanya karena kemudahan dropping WNI yang menjadi alasannya? Lantaran Natuna dinilai lebih dekat dibanding ibukota.