Berita Bebas Corona dari India

Eramuslim.com

Berita Bebas Corona dari India

SECARA cukup panjang lebar, indiatimes.com memberitakan bahwa sedikitnya 59 desa di distrik Nagpur, India terbukti bebas virus Corona, Diyakini bahwa masyarakat di pedesaan Nagpur bebas Corona berkat minum ramuan jamu daun bhui-neem sebagai warisan kearifan kesehatan kakek-nenek moyang bangsa India.

Berita gembira dari India itu saya terima dengan perasaan ganda saling bertolak belakang satu dengan lainnya.

Bahagia

Di satu sisi saya merasa bahagia karena berita gembira dari India itu membuktikan bahwa kearifan kesehatan India dapat ikut berperan dalam perang bangsa India melawan laskar virus Corona tanpa harus lulus tes wawasan kesehatan yang agar terkesan lebih keren disebut sebagai uji klinis.

Masyarakat pedesaan India telah terbukti mampu melindungi diri mereka sendiri dengan mendayagunakan ramuan jamu yang disediakan oleh bukan pabrik obat tetapi oleh alam dari ancaman keganasan virus Corona dengan segenap sanak mutasi yang makin mengganas merusak kesehatan bahkan menyabut nyawa.

Masyarakat tradisional India membenarkan fakta sejarah yang secara kronologis mustahil dibantah bshwa bangsa India dapat dipastikan pasti merawat kesehatan mereka dengan kearifan jamu India yang disebut Ayurweda sebelum kaum penjajah datang dari Eropa datang ke persada India sambil membawa ilmu kedokteran dan obat farmasi berasal dari peradaban Barat.

Sedih

Di sisi lain berita gembira dari India itu membuat saya sedih.

Andaikata terberitakan bahwa masyarakat pedesaan Indonesia bebas Corona berkat minum jamu ramuan jahe kunyit temulawak maka reaksi (sebagian) masyarakat Indonesia fanatik meyakini ilmu kedokteran dan obat farmasi sebagai satu-satunya pelayanan kesehatan yang benar adalah menertawakan bahkan menghujat sebagai berita bohong.

Ingat nasib nahas Dr Terawan dan Prof Nidom sempat dihujat akibat menganjurkan bangsa Indonesia mendayagunakan jamu sebagai jurus preventif dan promotif melawan virus Corona.

Suatu reaksi clash of civilizatios yang mungkin dianggap wajar sebagai Das Sein.