Cadar, Cingkrang, Dan Kebangkitan Peradaban Islam

Agama menurut Geertz adalah “a system of symbols”. Menurutnya, simbol agama, merupakan kode atau “bahasa isyarat” keterhubungan antara manusia. (“a symbolism relating man’s sphere of existence to a wider sphere within which it is conceived to rest, that both the affirmation and denial are made”).

Cadar dan cingkrang merupakan dua simbol pakaian muslim yang berkembang di Indonesia saat ini. Cadar merupakan varian hijab seperti berselendang di masa lalu dan jilbab saat ini.

Cingkrang sendiri merupakan ajaran agama Islam yang menutup aurat lelaki. Variasi penafsiran penutupan ini sampai di bawah lutut diatas mata kaki, namun sebagiannya tidak mengharuskan batas bawah tersebut.

Di samping cingkrang, trend ummat Islam di Indonesia saat ini adalah gamis, serta sebagiannya menggunakan (lagi) sarung.

Lalu apakah cadar dan cingkrang dua buah simbol kejahatan? Simbol iblis? Ataukah keduanya simbol kesalehan?

Geerzt yang menekankan simbol dalam kajian budaya tentu terkait dengan “symbol” dan “meaning” dalam pendekatan “symbolic-interactional”, gang dikembangkan para sosologi, khususnya Max Weber.

“Meaning” atau makna dari simbol penting untuk melihat sejauh apa interaksi sosial akan berjalan baik. Jadi pertanyaan di atas harus mampu membongkar makna dari simbol cadar dan cingkrang tersebut.

Di eropa, penggunaan cadar beberapa tahun lalu dilarang. Denda diberlakukan terhadap wanita muslim yang menggunakan cadar dibeberapa area/kantor publik.

Ketidaksukaan masyarakat barat terhadap simbol-orang yang berasosiasi dengan Islam dapat ditarik jauh dalam sejarah permusuhan Kristen dan Islam di masa lalu. Pembantaian 50 orang jemaah Masjid beberapa waktu lalu di Christchurch, New Zealand, misalnya sebagai bagian orang-orang barat, terdapat jejak digital pembunuhnya terinspirasi kelanjutan perang Salib terhadap ummat Islam.

Di samping konflik Kristen vs Islam di era pertengahan lalu, kapitalisme barat (non agama) juga mempunyai permusuhan atau ketidaksesuaian konsep dengan pandangan Islam soal peradaban. Sebab, kolonialisme barat terhadap negara-negara Islam menghadapi perlawanan konsisten dari organ perjuangan Islam.