Catatan Asyari Usman: Mungkinkah Ada Aksi Teror Terhadap Aktivis #2019GantiPresiden?

Eramuslim.com – Setiap gerakan politik “tingkat tinggi” tentu saja diikuti oleh risiko yang tinggi pula. Ini hukum alam. Termasuklah Gerakan #2019GantiPresiden. Beberapa hari lalu, pencetus gerakan itu, Dr Mardani Ali Sera, mengalami kejadian berupa serangan bom molotov di rumahnya. Belum jelas siapa pelakunya dan pesan apa yang ingin mereka sampaikan.

Hampir bersamaan waktunya, mobil milik Neno Warisman “terbakar” tak jauh dari rumah beliau. Musibah mobil Mbak Neno ini cukup aneh untuk disebut sebagai “common technical faulty” atau gangguan teknis biasa. Bahkan, laporan media menyebutkan mobil itu diledakkan.

Tidak bisa disimpulkan insiden mobil ini sebagai hasil dari perbuatan yang ditujukan untuk mengintimidasi Mbak Neno. Namun, sebagai seorang aktivis GP, tentu saja beliau tak bisa menafikan adanya keterkaitan kejadian itu dengan aktivitas politik yang ia lakukan.

Kedua peristiwa yang menimpa Mardani dan Mbak Neno, pastilah akan menarik perhatian publik. Sebab, kedua tokoh ini aktif mengkampanyekan GP. Dalam situasi seperti sekarang ini, bisa saja banyak orang yang menduga adanya keterkaitan antara kejadian yang menimpa kedua tokoh ini dengan aktivisitas politik mereka.

Kalaulah publik menyebut kedua peristiwa ini adalah teror, maka dugaan itu bisa dipahami tetapi sangat berbahaya. Berbahaya karena publik bisa terjebak ke dalam sangka-menyangka, tuding-menuding atau tuduh-menuduh yang sifatnya spekulatif. Ini harus dicegah. Harus dicegah karena berpotensi untuk mengubah suasana kompetisi politik yang sedang berlangsung saat ini menjadi konflik frontal.