Catatan Dr. Tony Rosyid: Kenapa Harus Anies?

Eramuslim.com – Anies dianggap fenomenal. Mirip Jokowi di tahun 2012 saat cagub DKI. Hanya saja, Anies lebih alami dan track recordnya lebih terukur. Rektor, menteri dan gubernur. Banyak pihak yang mengapresiasi kerja dan prestasi Anies ketika menduduki tiga jabatan itu.

Jika Jokowi di 2012 dianggap sebagai antitesa Fauzi Bowo yang terkesan elitis, maka Anies, Inisiator _Indonesia Mengajar_ ini dikenal publik sebagai antitesa Jokowi. Pidato Anies tentang _pribumi_ seolah menjadi kekuatan dan pilihan nasionalismenya. Ini posisi yang dipahami oleh publik berbeda, bahkan berseberangan dengan Jokowi yang cenderung diasumsikan pro Asing dan Aseng.

Penyegelan Reklamasi beberapa waktu lalu dianggap sebagai salah satu bentuk konsistensi Anies atas narasinya tentang _pribumi_. Reklamasi adalah proyek berbau Aseng dengan semua proses hukum yang teebukti sarat manipulasi. Karenanya, proyek raksasa ini ditutup.

Anies semakin jelas posisinya sebagai ancaman bagi Jokowi ketika mengalami sejumlah sikap _tidak elegan_ dari sekelompok orang yang diduga identitasnya sebagai para pendukung Jokowi. Mulai dari teriakan di pesta pernikahan putri Jokowi, penghadangan di GBK, sampai seruan _huuuu_ di istana Bogor.