Dahlan Iskan: Muktamar OBOR

Eramuslim.com – Tetap saja Mahathir Muhamad adalah Mahathir Muhamad. “Saya akan pilih Tiongkok yang kaya dari pada Amerika yang tidak jelas komitmennya,” ujarnya. Bulan lalu. Seperti dikutip luas media internasional.

Dor!

Ia pun ambil putusan. Sensitif. Rasional. Kereta cepat OBOR yang pernah ia batalkan itu silakan jalan lagi.

Setelah Tiongkok mau turunkan harga.

Turun harga? Menjadi berapa?

“Nilai turunnya saja bisa untuk membangun dua proyek menara kembar sekaligus,” ujar DR. Daim Zainuddin. Daim-lah yang ditugasi Mahathir untuk nego ulang. Ia pernah menjabat menteri keuangan. Dua kali. Di zaman pemerintahan Mahathir yang dulu. Kini jabatan resminya panasehat perdana menteri. Daim sudah sangat tua, 80 tahun. Meski belum setua Mahathir. Yang tahun ini berumur 93 tahun.

Daim juga terlihat tidak sesehat Mahathir. Kalau jalan kaki sudah agak tertatih. Kadang pakai tongkat.

Daim-lah yang mondar-mandir ke Beijing. Untuk membawa misi Mahathir: turun harga atau batal sama sekali.

Sikap Tiongkok awalnya juga sangat tegas: batal saja. Tapi Mahathir tahu. Proyek ini adalah simbol OBOR terpenting di Asia Tenggara.