Jasmerah: Dari Persembunyian, Budi Djarot Teriak Benci Khilafah

Tantangan angkuh, yang sebenarnya ketakutan, Boedi Djarot berkenaan dengan Khilafah justru memercik muka sendiri. Membongkar borok tanpa disadari. Ada ideologi yang kini berbahaya bagi NKRI yaitu Pancasila 1 Juni 1945. Bukan konteks historis tetapi menjadi ideologi perjuangan saat ini.

Pancasila NKRI adakah Pancasila 18 Agustus 1945. Pancasila 1 Juni 1945 bukan Pancasila NKRI. Jika diperjuangkan agar berlaku maka itu masuk kategori subversif atau makar. Merongrong dan dapat mengganti Pancasila. Ini kejahatan terhadap keamanan negara. Melanggar ketentuan Pasal 107 KUHP.

Bila ada narasi “Partai sebagai alat perjuangan untuk membentuk karakter bangsa berdasarkan Pancasila 1 Juni 1945” dan tugas partai “mempengaruhi dan menjiwai jalannya penyelengaraan negara agar senantiasa berdasarkan pada ideologi Pancasila 1 Juni 1945” dapatkah dibenarkan ? inkonstitusionalkah ? Merongrong kewibawaan Pancasila 18 Agustus 1945 kah ? Makar atau subversif kah ?

Mungkin bung Boedi Djarot yang ribut soal Khilafah bisa menjawab pertanyaan tersebut. Jangan bersikap seperti “kuman di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak”. Adil dan jujurlah dalam berteriak atau ribut-ribut itu. Jika tidak, ya rugi sendiri. Jangan sok NKRI tapi menghianati NKRI. Model seperti itu adalah gaya perjuangan PKI dahulu. Diulangi oleh neo-PKI kini.

Nah, Mas Djarot : “A germ on the other side of the sea is visible, an elephant under one’s own eye-lid is not !”. (*)

Penulis: M. Rizal Fadillah