Dr. Tony Rosyid: Debat Pilpres, Pengadilan Rakyat Bagi Jokowi

Kita masih ingat seorang tokoh yang tinggal selangkah lagi jadi menteri. Satu video dibuka, kelar karirnya. Seorang calon wagub, satu fotonya diunggah, ia pun mundur. Membuka aib dan cacat orang bisa menghancurkan semua prestasinya. Apalagi jika aib dan cacat itu banyak dan fatal. Soal integritas di mata rakyat selalu lebih tinggi nilainya dari hasil kerja dan prestasi apapun. Cacat integritas akan menghancurkan segalanya.

Bagi Prabowo-Sandi, ini peluang dan pintu masuk untuk mengkritisi incumbent. Sekaligus ini akan menjadi titik krusial dan paling menghawatirkan bagi Jokowi. Apalagi di titik ini incumbent punya banyak masalah yang bisa dijadikan sebagai sasaran ditembak. Mungkin inilah yang menyebabkan kubu incumbent mengusulkan debat diwakili timses saja. Ada kesan malah mendorong acara debat ditiadakan.

Apa masalah itu? Pertama soal hukum. Kepada incumbent akan ditanya mengapa kasus Novel Baswedan tidak tuntas? Mengapa Habib Rizieq Shihab (HRS) ditersangkakan dengan 17 kasus pasca demo Ahok?

Mengapa saksi ahli video chat mesum dianiaya dan tidak ada penuntasan kasus hukumnya? Mengapa orang yang edit topi sinterklas Ma’ruf Amin langsung ditangkap, sementara Ade Armando juga melakukan hal yang sama, tapi bebas?

Mengapa Ahmad Dhani jadi tersangka ujaran kebencian, tapi tidak berlaku bagi oknum Ansor yang melakukan hal yang serupa? Mengapa persekusi kepada para ulama dibiarkan? Termasuk yang dilakukan oleh oknum kepala BIN daerah. Tidakkah itu pelanggaran hukum? Mengapa pelaku bom molotov di depan rumah Mardani Ali Sera dan di arena panggung 212 tak terungkap?