Drama Garut, Jokowi Bakal Kian Mengerut

“Saat mengunjungi Kabupaten Garut, Jawa Barat, Presiden Jokowi mengikuti acara cukur rambut massal yang digelar di Situ Bagendit, Kecamatan Bayuresmi, pada Sabtu (19/1/2019). Di sana Jokowi bertemu dengan tukang cukur langganannya, Herman. Ternyata Herman yang sudah menjadi langganan Jokowi di Jakarta sejak tahun 2013 asli dari Garut.” Begitu antara lain ditulis.

Tidak harus menjadi jurnalis andal untuk mengenali berita ini diragukan akurasinya. Rakyat awam pun bisa tahu, bahwa Jokowi jelas tidak kebetulan bertemu Herman di lokasi cukur massal di Garut. Herman (sangat mungkin) adalah anggota rombongan Presiden yang berkunjung ke Garut. Kalau pun dia tidak ikut dalam rombongan, setidaknya Herman diajak Jokowi ke Garut dan tugas apa saja yang harus dilakukannya. Mana bisa yang begini disebut kebetulan?

Jadi, sampai di sini diketahui telah diproduksi dan disebarkan berita hoax, setidaknya berita yang tidak jujur. Sebuah adegan yang telah direncanakan sejak awal (jauh-jauh hari di Jakarta), dikemas seolah-olah peristiwa kebetulan yang mengandung human interest. Pencitraan lagi, pencitraan lagi (untuk menghindar menyebut; hoax lagi, hoax lagi).

Doyan Pencitraan

Tidak bisa tidak, drama Garut adalah satu lagi bukti bahwa Jokowi memang kelewat doyan dengan pencitraan. Padahal, dagangan seperti ini sudah tidak laku lagi. Pada  Pilpres 2014, mantan tukang mebel itu memang sukses menyihir rakyat dengan citra sederhana, blusukan, merakyat.