Hersubeno Arief: Teka-teki Para Pembunuh Bayaran dan Senjata Jenderal Soenarko

Soenarko malah sudah lebih dahulu ditangkap aparat gabungan POM TNI dan Polri. Dia juga sudah di tahan polisi dan dititipkan di rumah tahanan militer Guntur, Jakarta.

Soenarko sebagaimana dijelaskan oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyelundupkan senjata jenis M4 Carbine, dua magasine, dan peredam dari Aceh .

Senjata itu rencananya digunakan untuk menyerang aparat dan pengunjuk rasa pada 22 Mei di depan kantor Badan Pengawas Pemilu, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta. “Kalau ada yang tewas, seolah­ olah aparat yang melakukan,” ujar Tito dalam konferensi pers, 21 Mei lalu.

Sebelum penangkapan, Soenarko sudah lebih dulu dilaporkan ke Mabes Polri karena videonya viral. Di depan sejumlah emak-emak yang diduga relawan Paslon 02, Soenarko mengarahkan mereka untuk mengepung istana dan KPU pada tanggal 22 Mei saat KPU mengumumkan hasil penghitungan final suara Pilpres.

Tak lama setelah penangkapan Soenarko di media sosial beredar bantahan dari Kolonel (Purn) Sri Radjasa Chandra. Perwira menengah itu pernah menjadi staf Soenarko saat menjadi Pangdam Iskandar Muda di Banda Aceh (2008-2009).

Soenarko, kata Radjasa, tidak tahu menahu soal pengiriman senjata itu. Selain itu ada beberapa catatan yang menjadi kejanggalan dalam kasus penangkapan Soenarko.

Pertama, senjata yang di expose oleh Kapolri saat konferensi pers adalah M4 baru. Bukan M16A1 laras pendek bekas milik Soenarko dalam kondisi rusak dan tidak laik pakai. Sebagaimana pengakuan Soenarko senjata itu akan diperbaiki dan diserahkan ke Kopassus. Kedua, senjata yang di expose Kapolri atau yang dimiliki Soenarko merupakan senjata serbu laras pendek (karaben) sehingga tidak laik digunakan oleh para penembak jitu ( sniper ).

Untuk mendudukkan persoalan sejumlah senior militer yang mengenal dekat Soenarko, Jumat (31/5) akan menggelar jumpa pers. Mereka adalah Letjen TNI (Purn) J. Surryo Prabowo Mantan Kepala Staf Umum TNI, Mayjen Zacky Anwar Makarim mantan Kepala Badan Intelijen ABRI, dan Kolonel Sri Radjasa Chandra. Mereka menjadi advokat yang mendapat kuasa hukum dari Soenarko.

Sebagai prajurit komando, Soenarko (Akmil 1978) seperti dikatakan Ryamizard sangat sering berperang. Karakternya sebagai pria Jadel ( Jawa kelahiran Deli) keras dan tegas. Berdasarkan catatan Suryo Prabowo, yuniornya itu terlibat dalam 9 kali operasi militer. Dua diantaranya bersama Suryo.

Ketiga orang anaknya juga lahir saat dia berada di medan tempur. Satu-satunya anak lelakinya, seorang penerbang tempur TNI AU, gugur dalam tugas dan dimakamkan di TPU Kalibata. “Dengan lembaran hidup semacam itu tidak mungkin dia menyelundupkan senjata tidak laik pakai untuk membuat kerusuhan,” tegas Suryo.

Karena masalahnya sudah bergulir ke ranah hukum. Sebaiknya kita tunggu persidangan akan membuat kasusnya menjadi lebih terang.

Benarkah Kivlan Zen dan Sunarko merencanakan pembunuhan dan kerusuhan berdarah pada aksi 22 Mei? Atau ada skenario lain yang tidak (akan) pernah kita ketahui.

Ini adalah perang bintang. Dalam beberapa pekan ke depan, langit politik kita akan penuh kilatan cahaya dan ada kemungkinan diselingi suara guntur yang menggelegar. [end/hersubeno-arief.com]