“Hidden Agenda” Di Balik Tumpukan KTP-el

Jelas sudah isyu ini menggelinding dan telah menjadi “ancaman gangguan”, yang sengaja didesain serta digoreng oleh pihak penguasa sebagai alat atau proses menebar ancaman dan ketakutan di masyarakat, sekaligus sebagai alat ukur pembenaranan rezim pemerintah pusat untuk menunda pilkada yang akan dilakukan secara serentak tersebut. Karena apabila pilkada serentak tersebut dilanjutkan, sangat rentan untuk terjadi Chaos, sebagai dampak dari ditemukannya e.ktp tersebut.

Mungkin pendapat saya terlalu prematur, karena sampai hari ini memang belum ada “gangguan nyata”, sebagai akibat atau dampak penemuan karungan e.ktp dan gudang penyimpanan e.ktp tersebut. Akan tetapi secara politis hal tersebut telah menimbulkan kegaduhan politik yang luar biasa antara pihak eksekutif dengan legislatif, serta kegaduhan dilevel masyarakat luas dalam hal ini grass-rooth.

Secara pribadi saya melihat penemuan gudang e.ktp ini sebagai suatu “Klandestin”, yang paling komplek dan rumit, karena sepertinya penemuan ini sengaja digulirkan. Secara umum penemuan e.ktp telah sangat dikondisikan atau kemungkinan besar ini bisa didefinisikan sebagai suatu gerakan rahasia, atau gerakan bawah tanah (operasi senyap), atau bisa juga sekaligus disebut sebagai sebuah upaya penggalangan, atau mobilisasi dengan tujuan tertentu agar terblow’up secara luas dan menjadi episentrum perhatian publik.

Klandestin dalam penemuan e.ktp juga dibarengi dengan infiltrasi (penyusupan). Dalam infiltrasi tersebut, sepertinya ada orang yang sengaja menjatuhkan dua karung e.ktp dan kemudian masuk sampai ke gudang yang merupakan tempat ditemukannya ribuan blanko e.ktp tersebut. lalu skenario gaduh pun di mulai dengan sangat terstruktur rapi.

Disini terlihat jelas penciptaan rencana yang begitu matang, Karena adanya upaya untuk menggunakan segala fasilitas yang memungkinkan, melibatkan banyak instrumen, adanya penggunaan sarana birokrasi, memanfaatkan indoktrinasi media dan membuat berbagai opini di media sosial, agar tercipta mainset berfikir di masyarakat akan ada suasana chaos sebagai dampak dari penemuan gudang e.ktp ini, serta adanya suasana untuk menciptakan chaos di internal pemerintah, serta penggunaan data statistik tentang e.ktp baik oleh personal maupun kelembagaan.

Dari hasil analisa diatas saya melihat adanya sebuah kegiatan yang di desain dengan sangat rapi dan sangat terstruktur untuk tujuan tertentu yaitu 5W+1H (What, Who, Where, When, Why, dan How)?. Yang jelas ending dari persoalan ini adalah agar tercipta suasana tidak kondusif, mencekam dan menakutkan yang berujung chaos didalam pilkada nanti.