HRS, LELAKI Di Antara Maut Dan Penjara

Eramuslim.com – HABIB Rizieq Shihab atau kini populer dengan akronim HRS, boleh dijuluki, Si Pitung Abad 21. Tak ada takutnya menyambar bahaya. Bagi pandangan dan ukuran orang awam, kehidupan yang dijalani HRS, merupakan hal yang berat dan tak sanggup dijalani.

Bagaimana tidak, dia senantiasa dalam incaran maut, dari para oligarki dan penguasa gelap di Indonesia.

Tidak bisa dilenyapkan dengan maut, digiring ke penjara. Dipenjara tidak bisa, disingkirkan dari Indonesia. Dan dia sudah tiga tahun lebih di Mekkah, ketika datang kembali, lagi-lagi dia diancam nyawanya dalam suatu perjalanan ke arah Karawang.

Lepas dari ancaman yang sampai merenggut 6 nyawa pengikutnya pada dinihari 7 Desember 2020 di tol kilometer 50 saat menuju Karawang, belum pun selesai silang sengketa tentang siapa bertanggung jawab terhadap 6 nyawa anak manusia yang malang itu, 10 Desember 2020 sore hari, dia HRS dan pemimpin FPI lainnya, dijadikan tersangka oleh polisi. Dan itu artinya siap-siap kembali untuk dipenjara.

Seolah tak ada kamus lelah bagi HRS untuk memperjuangkan jalan hidup dakwahnya. Dan nyaris tak ada yang membuatnya ngeri dari segala risiko jalan hidupnya itu. Kendati raut wajahnya sudah mulai tampak dimakan usia, dibandingkan saat saya mewawancarainya, baik pada tahun 2001 maupun pada tahun 2006.

Dia akan dicatat oleh sejarah sebagai pejuang Islam fenomenal dan mungkin di masa datang dikenang sebagai tokoh legendaris. Boleh dikata, Si Pitung Abad 21 menjelma semangatnya pada sosok HRS.

Bagaikan sudah menerima dan menyadari dengan ikhlas jalan hidupnya yang terjal, dalam satu tulisannya dia menyatakan: semakin tinggi pohon menjulang, semakin kencang angin menerjang.

Bagi pembaca boleh mencatat bahwa sebenarnya HRS telah mengalami penderitaan 3 kali dalam penjara. 2 kali pada masa pemerintahan Megawati. Dan 1 kali pada masa pemerintahan SBY.

Tetapi agar lebih bernas, biarlah pembaca menyimak sendiri tulisan sohibul hikayah, Habib Rizieq Shihab berikut ini. Mungkin masih banyak yang belum pernah membacanya.