Jokowi Promosikan Babi Panggang: Tak Sengaja atau Sering Lihat?

Eramuslim.com

By Asyari Usman

Babi panggang sedang menjadi buah bibir. Dibicarakan di mana-mana. Sekaligus juga menimbulkan kehebohan di masyarakat. Khususnya di kalangan umat Islam.

Presiden Jokowi mempromosikan “Bipang Ambawang” (Babi Panggang Ambawang). Ini adalah masakan khas Kalimantan Barat, khususnya di Pontianak.

Apa benar Jokowi mempromosikan babi panggang? Jika disimak rekaman video yang beredar, sangat jelas dia mengiklankan itu bersama makanan khas lainnya. Jokowi menyebut gudeg Jogya, bandeng Semarang, siomai Bandung, pempek Palembang, dll. Semua bisa dipesan secara online, kata Jokowi.

Promosi ini merupakan bagian dari upaya Presiden untuk menghibur warga yang dilarang mudik. Tidak perlu khawatir soal oleh-oleh untuk keluarga. Bisa dibeli online, diantar ke alamat. Begitu Jokowi meyakinkan orang-orang yang tidak mudik.

Nah, sengajakah Jokowi mempromosikan babi panggang untuk Lebaran? Apakah dia lupa bahwa babi itu haram bagi umat Islam? Ini sangat “debatable” (bisa diperdebatkan).

Mudah-mudahan Presiden Jokowi murni tidak tahu bahwa Bipang Ambawang (Kalimantan Barat) itu adalah babi panggang. Sebab, promosi babi untuk Lebaran pastilah menyinggung perasaan umat Islam.

Ada kemungkinan Jokowi tidak tahu bahwa “bipang” adalah “babi panggang”. Artinya, dia cuma keseleo lidah saja. Tetapi, kalau dikatakan tidak tahu, susah juga dipercaya. Soalnya, Jokowi punya begitu banyak staf yang bisa mengamankan dia agar tidak salah ucap. Kecuali semua staf tidak tahu juga.

Pemilik merek “Bipang Ambawang” senang sekali produknya disebut Jokowi sebagai oleh-oleh yang direkomendasikan untuk Lebaran. Wajar saja mereka senang. Akun medsos ‘bipangambawang’ menulis, “Sebuah kebanggaan kami dapat disebut oleh bapak Presiden @jokowi dalam pidato tadi malam di Kompas TV.”