Judenstaatrein: Dunia Tanpa Negara Yahudi

Yahudi sedang mengalami kepanikan luar biasa. Dunia menukik menuju sikap anti-Semit tanpa dikomando, dan orang percaya inilah periode terburuk sepanjang sejarah kehidupan entitas Yahudi, dan paling fenomenal  dari kebangkitan anti-Semit sejak tahun 1930–pararel dengan yang pernah terjadi setelah Perang Dunia II.

Pekan lalu, Parlemen Israel, setelah selesai menggelar hajatan nasional yang besar dalam memilih pemimpin mereka, segera berkumpul, duduk satu meja, mengurung diri membicarakan hal ini.

Gerakan anti-Yahudi ini menghebat dan berlangsung terus dan terus, hingga baik Israel sendiri, dan AS selaku tukang pelindung negara Zionis itu, sampai harus mengeluarkan pernyataan gegabah yang lantas ditertawakan banyak orang, "Siapapun yang mempunyai sikap anti-Semit di dunia internasional, akan mendapatkan sanki berat dan legal!", demikian Senator AS, Daniel Moynihan.

Namun, pernyataan Moynihan itu segera disambut dengan adem-ayem. Ini betul-betul dramatis. Di mana pernyataan Senator  Patrick Moynihan, yang sangat pro-Israel, tidak mendapat sambutan publik.

Kita sekarang telah mendengar di sana-sini begitu banyak tokoh agama, terutama dari kalangan Kristen, dan katolik,  yang disebut murtad oleh gereja. Di Vatikan dan Argentina belum lama ini, seperti Uskup Williamson, yang secara terbuka menolak holocaust, dan menyebutkan perisitwa itu hanyalah dilebih-lebihkan, sehingga uskup Williamson diusir dari Argentina.

Hasilnya? Parlemen Israel,  mendorong lahirnya sebuah : "Deklarasi London" (bukti bahwa Inggris mempunyai andil dalam diaspora Yahudi, dan banyak disesali oleh rakyat Britania Raya sendiri) menyatakan bahwa "Kami merasa sangat terganggu dengan sikap anti-Semit ini."

Perbedaan anti-Semit lama dan baru sendiri tengah bergesekan demikian kuat. Per Ahlmark, mantan pemimpin Partai Liberal Swedia mengatakan, "Dulu, anti-Semit hanya menyerang Yahudi per-indivu saja.

Sekarang, anti-Semit berlaku secara kolektif, untuk semua orang Yahudi tanpa pandang bulu, dan lebih tegasnya lagi, ditujukan pada negara Israel. Dulu, kita mengenal istilah Judenrein, atau dunia tanpa orang Yahudi. Sekarang kita mengenal Judenstaatrein, dunia tanpa negara Yahudi."

Sedemikian mengerikannya gerakan anti-Semit di Barat, 125 anggota Parlemen dari berbagai negara yang menjadi sekutu Israel, sampai harus mengemis membuat proposal yang berisi tentang tuntutan mereka yang menolak anti Semit.

Namun toh, dunia terlanjur muak dan melihat Yahudi sebagai durjana keparat sepanjang masa. Gerakan anti-Semit bahkan telah berubah menjadi lebih besar menjadi tiga manifestasi sikap. Pertama, sanksi-negara. Beberapa negara sudah mulai menunjukan keberanian untuk menelikung Yahudi. Turki dan Iran adalah contoh yang begitu jelas. Kejadian beberapa waktu lalu, sepanjang jalan di Iran telah dipenuhi dengan coretan banner "Hapus Israel dari Peta!" dan mendengung-dengungkan Israel sebagai "Kanker ganas" serta melabeli orang Yahudi sebagai "Iblis Gentayangan."

Gerakan anti-Semit yang kedua tertuang dalam platform dan kebijakan yang berada dalam organisasi seperti Hamas, Jihad Islam, Hizbullah, dan Al-Qaida yang telah menetapkan kehancuran Israel.

Dan yang ketiga, merebaknya fatwa agama yang disampaikan di masjid dan media, bahwa Yahudi dan Yudaisme adalah musuh Islam, hingga patut dilawan dengan segala cara: ekonomi, media, dan juga senjata.

Dengan ketiga manifestasi itu, tak pelak dunia telah menyudutkan bangsa Yahudi pada posisi yang sesempit-sempitnya.

Sekarang, semua bangsa Yahudi tengah tiarap, menghina-dinakan mereka sendiri untuk memalsukan diri mereka menjadi apa dan siapa saja, seperti yang juga dilakukan oleh nenek moyang dahulu ketika mereka sedang terjepit.

Yang membuat anti-Semit sekarang ini begitu deras bagai air bah adalah para pelakunya merupakan  generasi baru, atau orang-orang baru yang tadinya sama sekali tidak menyadari adanya Yahudi yang licik dan berekor banyak.

Anti-Semit sekarang justru banyak dimulai di kampus-kampus seperti Amerika Utara dan Eropa, terutama di Inggris. Dunia mulai mengendus bahwa Israel adalah sebuah negara yang sangat "apartheid" . Setelah gelombang Israel adalah negara apartheid, dunia bahkan sudah menyebut Israel sebagai negara Nazi yang baru.

Tak ada perdebatan. Tak ada yang menyangkal. Alasan Yahudi untuk melindungi diri semakin membuat blunder langkah mereka, di antaranya menghancurkan Hamas dan membunuh semua orang Palestina dan merampas tanahnya. Dan percaya atau tidak, perlawanan terhadap Yahudi baru saja dimulai. (sa/jp)