Kasus Covid-19 Dunia Tembus 100 Juta, Saatnya “Bersahabat” dengan Sang Virus

Duodenum

Di duodenum (usus 12 jari) tubuh kita itu berkumpul sekitar 19 juta strain bakteri. Bakteri-bakteri itulah yang membantu memproses semua nutrisi yang kita makan, dipecah-dipecah sampai menjadi asam amino.

Dalam bentuk asam amino-lah, nutrisi itu terdistribusi ke seluruh sel, dan bisa diserap oleh sel-sel tubuh kita. Yang berperan sebagai expeditor-nya adalah sel-sel darah merah. Makin bagus proses pengolahannya oleh bakteri itu, maka yang terserap lebih maksimal.

Begitu pula sebaliknya, makin kurang bagus proses pengolahannya, makin minimal pula yang bisa diserap oleh sel-sel tubuh kita. Jadi, sel-sel tubuh kita itu user/konsumen, bukan produsen.

Nah, kalau kita sengaja berpuasa, sengaja mengosongkan perut, maka bakterik-bakteri itu akan keluar dari persembunyiannya, berebut makanan, lalu memprosesnya secara maksimal, menjadi asam amino.

Semua potensi nutrisi yang ada, diolah menjadi asam amino-asam amino yang bisa diserap oleh sel tubuh kita, sehingga yang tersisa menjadi residu makanan, menjadi sangat minimal.

Kalau usus terlalu banyak menimbun sisa makanan, bisa menghasilkan gas metane, yang bisa meracuni tubuh kita sendiri. Sementara kalau makanan yang di lambung selalu ada, mereka merasa nyaman, karena persediaan makanan cukup banyak.

Seperti orang menengok sebentar, lalu mereka kembali lagi. Sehingga, dia tidak keluar, dan memproses nutrisi secara maksimal. Maka, akan banyak tertimbun sisa-sisa makanan di usus kita.

Dari proses yang dilakukan oleh bakteri-bakteri itulah, yang menghasilkan keadaan yang ini disebut dengan autophagisom itu.

Bakteri yang mengubah nutrisi menjadi asam amino dan menghasilkan berbagai jenis enzim. Asam amino/enzim-enzim hasil olahan bakteri-bakteri itulah yang salah satu berupa protein yang disebut dengan autophagi.

Autophagi itu output dari suatu proses yang dilakukan para bakteri-bakteri itu. Ini sebenarnya kebenaran substansi dari sebuah kalimat bijak: “berpuasalah kamu, niscaya kamu sehat”.

***FNN***

Penulis wartawan senior fnn.co.id