Kenaikan BPJS Membunuh Rakyat

Eramuslim.com – ALANGKAH beruntungnya penguasa bila rakyatnya tidak bisa berpikir.” -Adolf Hitler-

*

Kutipan di atas saya ambil bukan karena saya suka dia, justru sebaliknya! Saya adalah orang yang berusaha menjadi pemimpin demokratis dalam setiap amanah kepemimpinan yang saya terima. 2 periode memimpin ormas nasional di Jatim, hingga menjadi Presiden LIRA, saya upayakan menjadi pemimpin dengan nalar memahami kondisi yang dipimpin.

BPJS mau naik lagi. Yang pertama terpikirkan di benak saya, ini benar Presiden Jokowi yang keluarkan Perpres? Atau ada masukan, tekanan dari lingkungan sekitarnya? Kalau iya, naif. Kok bisa beliau memiliki pembisik-pembisik yang demikian di sekitarnya? Ganti saja dengan orang-orang pintar yang baik. Indonesia punya banyak.

MA dan DPR jadi pahlawan, ketika membatalkan kenaikan BPJS terhitung Januari 2020. Pak Jokowi jangan mau jadi penjahat dengan menaikkan kembali. Tapi faktanya BPJS baru menurunkan tarif akhir April 2020. Yang keburu bayar awal april masih tarif lama.

Lalu uang yang terlanjut dibayarkan dari Januari saja belum dikembalikan, BPJS harus malu ngutang ke rakyat. Baru turun sebulan naik lagi? Aib.

Gaji, tunjangan serta bonus direksi BPJS yang lebih dari 200 juta per orang, kalau dikonversi ke BPJS kelas 3 bisa membayar untuk hampir 8.000 orang. Direksi digaji mahal untuk berfikir jalan terbaik, bukan cari cara instan memalak rakyat dengan minta Presiden jadi beking. Kasihan si bapak yang harus menanggung nama jeleknya.

Memang yang naik BPJS kelas 1 dan 2, kelas 3 baru tahun depan. Cobalah bijak, lihat sekitar, orang mana sekarang yang hidupnya jadi senang di masa Covid? Pekerja bawah susah, di-PHK, tidak punya gaji. Pengusahanya jual mobil untuk bayar gaji, berusaha kasih bonus untuk THR meski sedikit, sampai tutup usaha karena bangkrut.