Kesombongan Cina Pasca Corona Akankah Berubah?

Eramuslim.com – Watak manusia jika sudah terjangkiti rasa sombong, maka dia tidak akan berhenti. Sampai dia mengalami suatu kejadian yang menghentakkan jiwanya. Kemudian baru dia tersadar, bahwa telah berbuat salah. Begitupun dalam konteks suatu bangsa.

Apabila kita sibak kembali lembaran-lembaran pernyataan pejabat Cina, sekitar 7-10 tahun lalu. Terlihat di sana, mereka hendak meyakinkan dunia, bahwasanya kebangkitan Cina adalah kebangkitan yang sejuk-damai. Pernyataan itu bermakna dua hal, pertama menyindir Barat, sebab dahulu jalan kebangkitan yang mereka tempuh sarat praktik dikriminatif, tak jarang merendahkan harkat bangsa lain sebagai manusia, bahkan berujung penjajahan dan pembunuhan massal.

Kedua, memuji diri sendiri. Cina adalah harapan baru, pembawa angin perubahan. Bangsa lain tidak perlu khawatir, bahkan seyogyanya mendukung. Lantas dicarikan sejarah pelayaran Cheng Ho sebagai contoh dan simbol.
Kebangkitan Cina sebagai kekuatan baru dunia sebenarnya memang sudah terprediksi. Reformasi yang diusung Deng Xiaoping pada akhir dekade 70-an di abad yang lalu beserta kisah sukses pertumbuhan ekonomi di atas dua digit bertahun-tahun, telah mengubah wajah Cina. Dampaknya ialah, just the matter of time. Ekonomi Cina telah menggeser semua negara G-7, kecuali Amerika Serikat, itupun tetap akan menimpa Negeri Paman Sam beberapa tahun ke depan.