“Kudeta Boneka”

Eramuslim.com – Boni Hargens ditertawakan Netizen gara-gara menyatakan bahwa ia mengantongi nama-nama tokoh oposisi yang akan melakukan kudeta. Kudeta artinya pengambilalihan kekuasaan secara paksa. Di antara Netizen mengomentari bahwa oposisi tak mungkin kudeta yang ia dengar justru orang sekitar kekuasaan yang berfikir menggusur Jokowi seperti saat Mega menggusur Gus Dur.

Sebagian lagi menyatakan sedang menunggu mundur sendiri bukan kudeta. Menurut Hargens adanya kelompok yang ia sebut “laskar pengacau negara” merencanakan kudeta dengan memanfaatkan situasi pandemi Covid-19. Krisis ekonomi, isu perpecahan dan komunisme. Masalah Papua juga.

Isu kudeta di samping tak menarik juga tak rasional. Tak ada sejarah kudeta selain agenda  yang justru dilakukan PKI dan antek antek komunis. Faham kiri ini otaknya mesum dan penuh fikiran kudeta. Tahun 1965  tentara difitnah oleh PKI akan kudeta, padahal dirinya sendiri. Boni salah tembak ke arah oposisi Jokowi.

Isu komunis mengemuka bukan “buat-buatan” akan tetapi sebagai reaksi dari gerakan kiri di masyarakat atau khususnya di DPR yang mulai menyusupkan ide dan faham  komunis melalui RUU HIP. Disinyalir para penunggang ideologi Pancasila ini yang ingin membelokkan arah Pancasila.

Bersemangat menghapus Ketetapan MPRS tentang pembubaran PKI, melarang PKI, dan larangan menyebarkan Komunisme/Marxisme-Leninisme. Inilah gerakan kontemporer “kader-kader” komunis yang perlu diwaspadai itu.

Boni Hargens tidak bermutu berbicara agenda kudeta “laskar pengacau negara”. Bila ia tak mampu melihat aksi “kader-kader” komunis di DPR itu. Wajar jika orang bisa beranggapan bahwa Boni menjadi bagian dari pola maling teriak maling.