Menakar Ketangguhan Prabowo Subianto Pada Pilpres 2019

Di luar Jawa juga kepercayaan terhadap Prabowo terus meningkat dan berpotensi terus lebih besar dari Jokowi. Baik jika melihat peta sosiologis masyarakat di Sumatera Utara paska pilkada dan juga Kalimantan Barat.

Kenapa, karena peta sosiologis di kedua daerah ini sangat asosiatif dengan politik identitas berbasis agama. Di kedua daerah ini pada tahun 2014, Jokowi lebih unggul dari Prabowo. Saat ini dan ke depan tentu lebih menguntungkan Prabowo.

Dari paparan di atas terlihat bahwa persoalan logistik Prabowo, yang dianggap sebagai kelemahan dia hanyalah ilusi dari kaum pragmatis dan para pengkhianat disekitar oposisi semata. Logistik Prabowo saat ini berbanding terbalik dengan tingkat kepercayaan rakyat terhadap dia. Itu faktanya.

Dukungan Imam Besar Habib Rizieq

Imam Besar Habib Rizieq Sihab adalah sebuah fakta. Dalam konteks Islam dan semangat pembebasan dari penindasan struktural, bangsa ini cuma melahirkan dua Imam Besar, yakni Tjokroaminoto dan Habib Rizieq.

Tjokroaminoto mengajarkan spirit dan arah berbeda kepada Sukarno, murid politiknya, cara melihat pemerintahan legal dan resmi Nederland Hindia saat itu. HRS mengajarkan pada para ulama dari “ulama sontoloyo” yang sibuk dengan urusan fiqih menjadi ulama yang mempersoalkan ketertindasan, keadilan sosial dan hak hak ajaran agama dalam politik.

Keberhasilan Tjokroaminoto menghasilkan perlawanan terhadap Belanda, pada akhirnya menjadikan muridnya, Sukarno membebaskan Indonesia dari penjajahan. Sedangkan keberhasilan HRS dapat kita saksikan pengaruhnya mengembalikan Islam sebagai ajaran yang merupakan kunci Pancasila.

“Ketuhanan bukan di pantat”, demikian HRS berpendapat. Islam yang dianut 85% rakyat kita, namun selama ini hampir tersingkir dalam sumber ideologi dan paradigma kehidupan dan pembangunan, menjadi “mainstream” kembali.

Dukungan HRS sangat penting bagi Capres oposisi nantinya. Semua tokoh2 oposisi, baik partai maupun non partai, menyempatkan diri meminta restu HRS ke Mekkah. HRS merestui Anies Baswedan untuk Cagub DKI, lalu Anies menang. Lalu siapa yang didukung HRS ke depan?

Dalam rapat kerja  Persaudaraan Alumni 212, Prabowo mendapat dukungan itu. Dan sampai saat ini Prabowo mendapat dukungan dari HRS. Tidak semua tokoh didukung HRS, misalnya Gatot Nurmantyo, menunjukkan bahwa dukungan HRS dilakulan dengan seleksi. Dalam kasus TGB (Gubernur NTB), yang tidak lagi di oposisi, karena berpaling mendukung Jokowi, PA 212 lalu menarik dukungan terhadap TGB.

Melihat dukungan HRS terhadap Prabowo tetap berlangsung hingga saat ini, dan hangatnya pertemuan Prabowo dengan HRS di Mekkah beberapa waktu lalu, menunjukkan kecenderungan dukungan HRS terhadap Prabowo semakin maksimum.

Krisis Ekonomi

Pertarungan pilpres ke depan dihantui dengan krisis ekonomi. Menurut berbagai akademisi asing, seperti Paul Krugman, dan pengamat dari lembaga keuangan dunia, seperti Morgan Stanley,  negara negara “emerging market”, seperti Indonesia, sedang memasuki era krisis.

Kenapa? Mereka melihat cenderung pada sisi pengaruh global yang dikaitkan dengan membengkaknya hutang, gagal bayar dan persoalan global lain yang menggerus kemampuan fiskal negara negara “emerging markets”.

Kita tentu harus menambahkan keadaan lokal, seperti yang sering diketengahkan ekomom Rizal Ramli.