Naked Invasion: Antitesis Silent Invasion

Eramuslim.com -Menariknya perilaku geopolitik global selalu berubah dan bergerak sesuai tuntutan zaman. Istilah zaman now misalnya, sesungguhnya hanya ingin menegaskan bahwa ia berbeda dengan zaman old. Di balik itu, ada pola yang berputar seperti jarum jam. Serupa tapi tak sama, berbeda-beda tetaplah sama. Bila dunia marketing ada adagium “follow the market,” jika dunia finansial terdapat kredo “follow the money,” maka di dunia geopolitik berlaku dogma “follow the oil“.

Ketiganya, sejatinya serupa karena terkait geoekonomi. Sekali lagi, mereka serupa tetapi tak sama, ketiganya — seperti berbeda namun sejatinya sama. If you would understand world geopolitic today, follow the oil (Deep Stoat). Kenapa? ruh geopolitik tak berubah sepanjang masa yakni meraih geoekonomi.

Inti geoekonomi adalah food and energy security. Market itu proses pada tahapan geoekonomi, money itu ujung daripada geoekonomi, pun demikian pula dengan oil alias minyak. Itu sekedar prolog guna mengantar bahasan sesuai judul di atas.

Selanjutnya jika silent invasionsilent invasion (invasi senyap) sebagai ciri peperangan nirmiliter (asymmetric warfare) merupakan antitesa dari invasi militer dalam hingar bingar perang konvensional, tampaknya kini muncul sintesa atas invasi militer di atas yaitu naked invasion (invasi terang-terangan/telanjang), dan/atau naked invasion tersebut merupakan antitesa dari invasi senyap itu sendiri. Pola akademisnya: “Tesis – Antitesis – Sintesis,” maka urutannya adalah invasi militer – invasi senyap – naked invasion. Pertanyaan menggelitik muncul, “Kelak apa lagi antitesis dari naked invasion?” Let them think let them decide. Biarlah waktu yang menjawab.