‘Perlawanan’ JK

Eramuslim.com – WAKIL Presiden dua kali tidak berturut-turut, JK (Jusuf Kalla),  melakukan “perlawanan”. Begitu pesan yang saya terima melalui WhatsApp dari teman-teman aktivis “civil society” (masyarakat sipil).

Saya kira KPU harus membikin syarat-syarat berkumpul atau apa. Kalau terjadi pelanggaran syarat-syarat, katakanlah kampanye hanya 50 (orang), tapi terjadi 200 (orang). Kalau terjadi kecenderungan itu, ya lebih baik dipertimbangkan kembali waktunya,” kata JK di sela-sela acara donor darah di gedung BPMJ Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu (19/9).

JK yang akrab dipanggil Daeng Ucu, hari ini, kini, mau merepresentasikan sosok dirinya sebagai tokoh bangsa yang “pedulian”, yang tidak kenal diam.

“JK tidak ada matinya,” begitu tertulis di WhatsApp tentang diri Daeng Ucu.

Seperti diketahui, JK meminta keselamatan dan kesehatan masyarakat lebih diutamakan pada kondisi saat ini. Berbekal “senjata” doubleloop, yakni sebagai Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) dan Dewan Mesjid Indonesia, JK memang tidak kenal istirahat.

Dua jabatan di lembaga sosial kemanusiaan dan religius tersebut merupakan sumber oksigen dan imunitasnya untuk terus menyuarakan “perlawanan” itu.

Dengan logat khas Bugisnya, mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan era Presiden Gus Dur itu, mengimbau agar Pilkada Serentak ditunda dulu hingga vaksin virus Corona ditemukan.

Kalau memang sulit dan ternyata susah untuk mencegah perkumpulan orang hanya 50, sesuai aturan yang dikeluarkan oleh masing-masing gubernur, lebih manfaat ke masyarakat itu bisa ditunda pilkada.

“Saya sarankan ditunda dulu sampai beberapa bulan sampai vaksin ditemukan dan vaksin ditemukan nanti langsung menurun itu,” ujarnya.