Proyek GMO, Agenda Terselubung AS Kuasai Pertanian Indonesia

Maka, muncullah ide jahat dari Monstanso dengan memproduksi benih terminator. Tanaman dari benih terminator dapat mengubah tanaman lain yang berdekatan dengan dirinya menjadi steril (karena bias pollen-serbuk sari ).

Sehingga cara seperti itu dapat merusak keanekaragaman hayati yang ada di bumi, karena hanya benih tanaman dari pabrik penghasil benih-lah yang dapat hidup (memonopoli tanaman). Kita tahu bahwa ketika kita menghancurkan keanekaragaman hayati, pada akhirnya akan menghancurkan spesies binatang dan kehidupan kita sendiri.

Selain kejahatan diatas, Monsanto juga memproduksi benih yang dimodifikasi sedemikian rupa untuk mendukung penggunaan herbisida Roundup dalam dosis yang tinggi, dimana herbisida tersebut juga diproduksi olehnya.

Pada awalnya Roundup digunakan petani untuk membunuh gulma. Tetapi jika terlalu banyak menggunakan herbisida, akan membunuh tanaman yang ingin dilindungi . Dengan begitu, Monsanto mendapat keuntungan ganda dari penjualan Roundup dan benih hasil bioteknologi tersebut

Inilah kejahatan ekonomi Monsanto, dan juga Dupont. Yang nampaknya sejak tahun lalu semakin intensif memperngaruhi para pejabat pemerintahan di Indonesia.

Salah satu korporasi multinasional bidang Agro Ekonomi yang sangat intensif melakukan lobi-lobi ke kalangan pemerintah Indonesia, yang bertujuan untuk mendapatkan hak-hak istimewa adalah Monsanto dan PT Dupont. Kedua Korporasi Multinasional yang bergerak di bidang Agro Ekonomi, nampaknya berkeinginan untuk memperoleh hak-hak istimewa seperti yang pernah diperoleh dua perusahaan tambang asing yaitu Freeport dan Newmont.

Dengan kata lain, kedua korporasi Agrobisnis itu berusaha mendapatkan monopoli dan penguasaan mutlak seperti juga Freeport dan Newmont, sehingga perusahaan-perusahaan asing lainnya yang mungkin lebih baik dan lebih berprospek, tertutup peluangnya untuk menjalin kerjasama strategis dengan pemerintah Indonesia.

Adapun modus yang dilakukan kedua korporasi multniasional asing tersebut adalah modus korupsi. Bahkan PT Dupont, beberapa waktu berselang, sempat mengadakan sebuah seminar di Bali, dengan megundang beberapa pejabat tinggi penting pemerintahan Presiden Jokowi-JK.