Publik Tidak Pernah Lupa Hoax Lembaga Survey

Eramuslim.com – Pasca pengakuan hoax Ratna, rupanya rezim mendapat angin, yang selama ini elektabilitasnya jatuh terpuruk. Penggiringan opini kembali dibentuk melalui rilis lembaga survei SMRC bahwa elektabilitas sang petahana Djoko Widodo- Ma’ruf Amin (JOKMAR) kini menduduki posisi puncak, mengalahkan jauh pesaingnya Prabowo-Sandi (PADI).

Padahal, selama ini publik ketahui bahwa hasil survei dari lembaga-lembaga ini jauh dari realitas. Sejumlah ramalan dukunnya di berbagai pilkada di tanah air, banyak jauh meleset. Artinya lembaga-lembaga survei tersebut hanya diperankan sebagai bagian kerja tim pemenangan paslon tertentu. Metode kerjanya tidak lagi mengindahkan kaidah ilmiah yang menjujung tinggi nilai objektifitas.

Publik sudah cukup cerdas membaca permaenan kotor lembaga survei bayaran. Jika lembaga-lembaga survei tersebut merilis hasil surveinya bahwa Jokmar elektabilitasnya sekian, maka bacaannya adalah PADI memiliki elektabiktas tertinggi. Dari hasil polling yang diselenggarakan oleh media sosial (twiter, online, dsb) membuktikan paslon PADI selalu mengunguli pasangan JOKMAR.

Polling medsos yang diikuti ratusan ribu warganet lebih kridibel dibandingkan survei yang hanya diikuti 1200 responden dan sebaran quisioner dengan wilayah terbatas, serta penelitiannya dilakukan secara tertutup. Sehingga hasil survei sangat diragukan akurasinya.

Belum lagi fakta report pemerintahan Jokowi yang medapat cap merah dikaitkan dengan kondisi teranyar yang terjadi di tanah air saat ini. Antara lain adanya ratusan perusahaan ditutup yang sangat mengganggu lintas ekonomi nasional. Perusahaan-perusahaan ini bangkrut karena tidak mampu membeli bahan baku impor akibat melambungnya nilai tukar dollar AS. Akibatnya gelombang PHK dan pengangguran marak.