Resep Dari Ekonom Senior: Resesi Dan Pertumbuhan Negatif, Apa Yang Mesti Dilakukan?

Eramuslim.com -BADAN Pusat Statistik mengumumkan pertumbuhan ekonomi menukik semakin kritis pada level minus 5,32 persen pada kuartal kedua. Ini jelas merupakan kenyataan yang tidak bisa dihindari.

Pemerintah dan Tim Ekonomi tidak bisa dituntut lebih jauh untuk mempertahankan pertumbuhan positif dalam keadaan pandemi sekarang ini. Tetapi yang harus dituntut oleh publik kepada pemerintah adalah respon kebijakan apa, yang harus dilakukan menghadapi kenyataan seperti ini?

Pertama, krisis ini pada dasarnya adalah masalah yang cukup berat sekaligus peluang yang luar biasa bagi yang berdaya pikir dalam dan panjang ke depan. Yang harus dikritisi pada saat ini, masalahnya tidak dapat dihindari oleh pemerintah, tetapi peluangnya dibiarkan begitu saja dan tidak dikembangkan karena respons kebijakan tidak memadai.

Sektor transportasi, jasa pergudangan, akomodasi dan makanan – minuman dan jasa-jasa laiannya terkena dampak paling parah sehingga tumbuh minus antara -15 persen sampai 22 persen. Tetapi peluang pada sektor lainnya dibiarkan tidak berkembang, seperti sektor informasi dan komunikasi hanya tumbuh 3,44 persen.

Padahal peluang pertumbuhan sektor ini luar biasa besar karena hampir keseluruhan yang tidak bisa dilakukan dengan transportasi mestinya bisa digantikan oleh sektor informasi dan komunikasi.

Kedua, peluang seperti ini hilang karena kebijakan diam di tempat dan tidak muncul inovasi dari dalam yang memberi jalan dan peluang agar sektor informasi dan komunikasi tumbuh pesat.